Protes tersebut dikeluarkan sebelum kunjungan yang direncanakan oleh Presiden Rodrigo Duterte ke Beijing pada bulan ini, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. Selama kunjungan itu, ia telah berjanji akan mengangkat kemenangan Manila di pengadilan perwalian internasional mengenai Laut China Selatan atas Beijing dengan pemimpin China Xi Jinping, setelah menghindari bentrokan mengenai masalah rumit tersebut selama tiga tahun.
Hubungan bilateral sangat dingin yang bersejarah telah menghangat di bawah Duterte, tapi ia terlihat makin canggung dalam mempertahankan pendekatan kontroversialnya dengan China di tengah kegiatan yang terus-menerus oleh penjaga pantai, Angkatan Laut dan kapal penangkap ikan paramiliternya di perairan yang dikuasai Filipina di Laut China Selatan.
Baca juga: Filipina serukan ASEAN desak China hentikan reklamasi LCS
"Lancarkan protes diplomatik," kata Menteri Urusan Luar Negeri Teodoro Locsin di dalam satu cuitan pada Jumat.
Filipina telah memprotes kehadiran lebih dari 100 kapal penangkap ikan China di Pulau Thitu, satu pulau kecil di dekat pulau buatan yang diisi militer China di Subi Reef.
Baca juga: Filipina: Keberadaan kapal China di perairan sengketa ilegal
Manila juga memprotes jalur kapal perang China yang tidak diumumkan di dalam wilayah laut 12-mil Filipina, dan Menteri Pertahanan Delfin Lorencana pada Jumat mengatakan itu terjadi beberapa kali sejak Februari, yang paling akhir pada Juli.
Protes paling akhir Filipina berpusat pada kehadiran dua kapal penelitian ilmiah China di sekitar Pantai Pasifik Filipina, di dalam 200 mil ZEE.
Lorenzana mengatakan kepada saluran berita ANC bahwa seperti negara lain yang melakukan penelitian, atau menggerakkan kapal perang di dekat garis pantainya, China mestinya telah memberitahu Filipina mengenai kegiatan itu.
Kedutaan Besar China di Manila belum menanggapi permintaan komentar.
Baca juga: Filipina protes kapal China di perairan yang diperselisihkan
Sumber: Reuters
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019