• Beranda
  • Berita
  • Pemkab Kulon Progo targetkan produksi bawang merah 6.135 ton

Pemkab Kulon Progo targetkan produksi bawang merah 6.135 ton

17 Agustus 2019 07:09 WIB
Pemkab Kulon Progo targetkan produksi bawang merah 6.135 ton
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo memprogramkan kawasan sentra bawang merah di Desa Srikayangan, Salamrejo dan Tuksono. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Lewat program perluasan, diharapkan luas tanam bawang merah meningkat dan hasil produksi juga meningkat

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mentargetkan produksi bawang merah sebanyak 6.135 ton dengan luas tanam sekitar 616 hektare selama 2019.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugroho di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan target produksi bawang merah sebanyak 6.135 ton meningkat dibandingkan 2018 lalu sebanyak 4.970 ton.

"Dinas Pertanian dan Pangan mentargetkan luas tanam 616 hektare. Luasan ini meningkat dibandingkan pada 2018 yang luasnya hanya 536 hektare. Dengan luas tanam 616 hektare bisa menghasilkan bawang merah sebanyak 6.135 ton," kata Aris.

Baca juga: Begini cara Bantul jaga harga dan stok bawang merah selalu stabil

Ia mengatakan untuk merealisasikan target tersebut, Dinas Pertanian dan Pangan bakal memperluas lahan tanam. Tahun 2019 ini program perluasan areal tanam bawang merah seluas 40 hektare. Rinciannya 10 hektare dibiayai APBD, 20 hektare APBN dan sisanya swadaya petani.

"Lewat program perluasan, diharapkan luas tanam bawang merah meningkat dan hasil produksi juga meningkat," katanya.

Selain perluasan, pihaknya juga bakal mengintensifkan pembinaan dan pengawasan terhadap proses penanaman bawang merah. Pola tanam komoditas tersebut akan benar-benar diperhatikan agar saat panen hasilnya bisa sesuai harapan.

Dengan langkah-langkah ini, Aris optimistis produksi bawang merah di Kulon Progo pada 2019 bisa meningkat.

Baca juga: Ini tantangan utama produksi bawang merah berkualitas ekspor

"Terlebih iklim sekarang juga mendukung, ditambah adanya program perluasan dan pengawasan, sehingga produksi diharapkan bisa meningkat dibandingkan tahun lalu," kata Aris.

Ketua Kelompok Tani Karang Makmur, Karangasem, Sumarno mengatakan petani bawang merah kesulitan air dari jaringan irigasi. Sehingga, petani harus membuat sumur bor untuk menyirami tanaman bawang merah.

"Saat musim kemarau seperti ini, air dari jaringan irigasi tidak mengalir. Kami mengandalkan air sumur bor untuk menyiram tanaman bawang merah," katanya.

Baca juga: Kementan dorong petani produksi bawang merah kualitas ekspor

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019