Sebanyak 132 perantau asal Sumatera Barat (Sumbar) yang bermukim di Wamena, Provinsi Papua, yang difasilitasi lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.50 WIB.Ini adalah rombongan yang berangkat dari Sentani berlanjut ke Balikpapan, dan kemudian mendarat di BIM. Seluruhnya berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan
"Ini adalah rombongan yang berangkat dari Sentani berlanjut ke Balikpapan, dan kemudian mendarat di BIM. Seluruhnya berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan," kata Dewan Pembina ACT N Imam Akbari, di Padang, Jumat pagi.
Sesampainya di bandara, ratusan perantau tersebut juga disediakan bus untuk mengantar ke Kabupaten Pesisir Selatan.
Salah satu perantau Yusnaniar mengaku lega sudah bisa sampai di Sumbar dengan selamat. Ia pulang bersama suami Firman (38), serta tiga orang anak.
Ia sudah merantau ke Wamena sejak 2007 dan di sana berdagang sembako dan kebutuhan harian, tepatnya di kawasan Pasar Baru.
Ia mengaku kecemasan yang dialami ketika peristiwa kerusuhan itu terjadi pada 23 September, karena kedua anaknya sedang berada di sekolah.
"Satu anak saya sekolah SMP kelas 1, satu lagi kelas 2 SD. Ini yang menimbulkan kecemasan, namun saya terus berdoa demi keselamatannya dan mendatangi sekolah tersebut," katanya.
Pelaku sempat telah merusak gerbang sekolah itu, namun beruntung anaknya selamat dan saat ditemukan berkumpul bersama di dalam kelas.
"Setelah menjemput anak saya pulang dulu, kemudian langsung ke tempat pengungsian di Kodim," katanya.
Baca juga: Gian, anak perantau Minang korban Wamena tak percaya ibu-adiknya wafat
Baca juga: Santunan Rp1 juta/orang disiapkan untuk perantau Minang dari Wamena
Kedatangan perantau dari Wamena di BIM tersebut merupakan gelombang kedua, setelah rombongan pertama mendarat pada Kamis (3/10) sekitar pukul 20.40 WIB sebanyak 50 orang.
Ribuan perantau Minang di Wamena akan dipulangkan dengan kapal
Pada bagian lain, pihak ACT akan terus memfasilitasi kepulangan para perantau. Untuk Jumat direncanakan akan datang sebanyak 80 hingga 90 orang dari sejumlah penerbangan.
"Kami juga memantau perantau yang berangkat dari Papua ke Jakarta menggunakan kapal, jika bisa diupayakan dari Jakarta ke Padang bisa menggunakan pesawat," katanya.
Imam Akbari juga melakukan kampanye peristiwa semacam itu tidak terjadi lagi, tidak ada dendam, tidak ada preseden buruk.
Ia melihat ini momentum sekaligus stimulan untuk semakin memperkuat persatuan dan kesatuan anak bangsa untuk menyusun masa depan yang lebih baik.
Baca juga: ACT Sumbar bantu pemulangan perantau Minang dari Wamena
Baca juga: 50 perantau asal Sumbar di Wamena mendarat di BIM
Baca juga: Perantau Minang di Wamena dipulangkan lewat laut
Baca juga: 134 perantau Minang di Wamena kembali ke Padang
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019