• Beranda
  • Berita
  • Orang yang tak menonton Joker pun ikut terimbas depresi

Orang yang tak menonton Joker pun ikut terimbas depresi

11 Oktober 2019 20:57 WIB
Orang yang tak menonton Joker pun ikut terimbas depresi
Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling (BK) Universitas Veteran Bantara (Univet) Sukoharjo dengan memakai riasan tokoh Joker melakukan aksi bertema Stop Depresi di Simpang Lima Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (10/10/2019). Aksi tersebut dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/pras.
Dokter kejiwaan menyebut sebagian orang yang tidak menonton film Joker dan hanya terpapar perbincangan di media sosial pun bisa turut terimbas depresi seperti yang dialami oleh tokoh dalam film tersebut.

Psikiater RS Cipto Mangunkusumo Dr Sylvia D Elvira Sp.KJ(K) mengatakan di Jakarta, Jumat, pasiennya yang berusia remaja dan sudah dalam kondisi yang stabil dan baik kembali mengalami gangguan setelah terpapar banyaknya perbincangan soal film Joker di media sosial.

"Ada dua orang pasien saya bilang, sudah seminggu ini nggak enak banget, dok, nggak nyaman banget," kata Sylvia menceritakan keluhan pasiennya. Padahal pasiennya tersebut tidak menonton film Joker, melainkan hanya terpapar cuplikan-cuplikan di media sosial.

Baca juga: Psikiater: Film Joker hanya untuk orang dewasa tertentu

Baca juga: Pseudobulbar Affect, penyakit penyebab tawa tak terkontrol "Joker"


Dari paparan terkait film Joker itulah yang menyebabkan depresi kembali muncul dan mengganggu kejiwaan orang yang sudah pernah mengalaminya sebelumnya.

"Dia memang sudah ada konflik dengan ibu bapaknya, banyak sekali itu iklan dan benar-benar mengganggu banget. Tadinya sudah bagus, sudah menerima dirinya apa adanya yang tadinya kepribadian ambang, kembali lagi" kata Sylvia.

Di media sosial banyak pula cerita-cerita orang yang mengaku merasa tak nyaman usai menonton film Joker. Dokter kejiwaan dari FKUI dr Heriani Sp.KJ(K) pun tak menampik bahwa film Joker memang mampu membangkitkan kembali rasa depresi yang pernah dialami seseorang.

Heriani bahkan menyebut film Joker hanya untuk orang dewasa yang kuat secara mental dan tak pernah mengalami perundungan di masa lalu seperti yang diceritakan dalam film Joker karya Todd Philips.

Dia menyebut film Joker bisa memicu ingatan orang-orang yang pernah mengalami perundungan di masa lalu kembali muncul pada saat menontonnya. "Itu untuk orang dewasa yang kuat secara mental, kalau dia pernah di-abuse waktu kecil maka bisa terbangkitkan," kata Heriani.

Film Joker yang sebenarnya merupakan salah satu karakter jahat dalam dunia film pahlawan super DC Comics mengangkat tentang kisah seseorang yang mengalami depresi berat dan berubah menjadi jahat. Film tersebut menggambarkan kisah hidup Arthur Fleck yang diperankan oleh Joaquin Phoenix dan prosesnya menjadi orang jahat.

Dalam film Joker sangat kental terkait dengan dunia kesehatan jiwa bahwa orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa memang bisa melukai dan membahayakan orang lain.*

Baca juga: Jared Leto kesal tak diajak main "Joker"

Baca juga: Daftar rekor "box office" yang berhasil dipecahkan "Joker"

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019