Industri board game Indonesia hadir pada pameran Essen SPIEL 2019 merupakan salah satu pameran board game terbesar dunia dengan jumlah pengunjung sekitar 190.000 orang, menjadi rujukan industri board game dunia yang di adakan di kota Essen, Jerman dari tanggal 24 – 26 Oktober.
Konsul Muda KJRI Frankfurt am Main, Dimas Wisudawan dalam keterangan yang diterima Antara London, Sabtu mengatakan Paviliun Indonesia didatangi banyak pengunjung, baik dari kalangan pebisnis besar, retail maupun komunitas pegiat game Jerman dan internasional yang ikut mencoba board game Indonesia satu per satu.
Industri board game Indonesia mulai tumbuh pesat sejak empat tahun terakhir. Berawal pada 2015, CEO/Game Designer perusahaan Kummara, Eko Nugroho mengadakan lokakarya.
untuk merancang dan mendesain board game. Para peserta workshop akhirnya mendirikan perusahaan board game dan sebagian besar dari hadir dalam pameran Essen SPIEL 2019.
Baca juga: Bermain "board game" saat dewasa? bisa enyahkan demensia
Konjen RI Frankfurt, Toferry P. Soetikno mengatakan melalui sarana board game, promosi budaya dan pariwisata Indonesia dapat dilakukan dengan menjangkau segmentasi pasar yang luas.
Beberapa judul board game Indonesia seperti Jalan-Jalan, Toraja dan Dua Kerajaan secara tidak langsung mempromosikan pariwisata Indonesia, sedangkan beberapa board game lainnya seperti Coffee Crash, Luwenak! dan Nusa Rasa mempromosikan kuliner khas Indonesia.
Eko Nugroho mengatalan Board game tidak hanya dapat bermanfaat sebagai permainan namun juga sarana promosi, pendidikan dan menambah wawasan pengetahuan.
Saat ini sudah mulai dikembangkan board game yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja yang memiliki pengetahuan mengenai isu global seperti perubahan iklim, perdamaian dunia hingga pengentasan kemiskinan.
Pameran Essen SPIEL 2019 ini merupakan gerbang menuju pasar global, tidak hanya di Eropa tetapi juga dunia. Salah satu board game Indonesia berjudul Timun Mas & Buto Ijo berhasil mendapatkan lisensi internasional dari Blue Orange Games, mulai tahun depan, permainan Timun Mas & Buto Ijo dijual di pasar internasional.
Para komunitas board game Indonesia menyebut masa lima tahun terakhir ini sebagai masa kebangkitan atau renaissance board game. Hal tersebut dapat dilihat dari animo masyarakat internasional yang selalu meningkat dalam menghadiri pameran board game internasional di seluruh dunia.
Baca juga: Coba jadi gelandangan di permainan "Outside"
Pelaku industri board game Indonesia mengharapkan perhatian dari pemerintah dalam hal investasi dan pengembangan board game Indonesia. Selain memasarkan, Indonesia perlu upaya untuk mendorong industri board game agar semakin kokoh eksistensinya di pasar internasional.
Hadirnya industri board game Indonesia pada event tersebut juga atas prakarsa Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Asosiasi Pegiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI).
Menurut Konjen, frekuensi pameran bidang industri kreatif berskala internasional di wilayah kerja KJRI Frankfurt dapat dikatakan tinggi. Dalam satu tahun minimal terdapat pameran, di antaranya Spielwarenmesse di kota Nürnberg. Musikmesse di kota Frankfurt, Gamescom di kota Köln dan Essen SPIEL di kota Essen.
KJRI Frankfurt terus mendukung dan mendorong partisipasi Indonesia dalam pameran tersebut, demikian Konjen.
Board game yang dipamerkan desainer game Indonesia pada Essen SPIEL 2019 ini di antaranya Bunaken: The Undersea Paradise oleh PeBeeS, Belapati War oleh LOGI Games,
Baca juga: Board Game, permainan alternatif kaya manfaat
Cenayang oleh Memento Craft, Cine Write & Trade oleh Teman Maen Rutin Shuffle, Coffee Crash oleh Manikmaya Games, Dua Kerajaan oleh Dua Kerajaan Studio, Jalan-Jalan oleh Chiveus, Kancil oleh Chiveus, Korowai oleh Tabletoys Indonesia, Laga Pendekar oleh Makhluk Oranye Games, Luwenak! oleh Andeux.
Selain itu, juga ada Mindblown The Card Game oleh MSBR Studio, Nusa Rasa oleh Ketchup Games, Prabumeru oleh Novia Dwiyanti Putri, The Forbidden Ritual oleh MSBR Studio, SEN: Save The Queen oleh Tabletoys Indonesia, The Adventure of Bam-Bam dan Aksara Jawa oleh Bam-Bam, Toraja oleh Congkak Fun Factory, Unmask! oleh Chiveus, dan War of The Words oleh Wisnu Widiarta.
Baca juga: Crafina 2019 targetkan transaksi Rp20 miliar
Baca juga: Panasonic Gobel Awards ke 22 masukkan industri kreatif dunia digital
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019