Komunitas pemuda yang menamakan diri Saudara1Negara melakukan sosialisasi pembuatan ecobrick kepada masyarakat Indonesia di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Ar-Rehlah, Kampung Baru, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa.kami melakukan pengabdian masyarakat ke negara-negara yang memiliki masyarakat Indonesia
Ecobrick adalah metode untuk meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik hingga benar-benar keras dan padat dengan tujuan mengurangi dan mendaur ulang sampah plastik yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Kedatangan 47 orang anggota komunitas yang sebagian besar mahasiswa tersebut diterima oleh Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Fauzi Fathur di ruang TPA sebelum melakukan praktek langsung cara pembuatan ecobrick.
Sejumlah pekerja dan ibu-ibu yang tinggal pada sejumlah tempat di Kuala Lumpur mengikuti kegiatan tersebut dengan menjadi peserta dan membantu menyediakan makanan bagi para anggota komunitas dan peserta pelatihan pembuatan ecobrick.
Baca juga: Pertamina MOR I olah sampah jadi ecobrick ramah lingkungan
Baca juga: Ecobrick, langkah kecil mahasiswa GenBI Sulsel lestarikan bumi
"Kami melakukan pengabdian masyarakat ke negara-negara yang memiliki masyarakat Indonesia salah satunya Malaysia, kami bekerja sama dengan PCIM Malaysia membuat ecobrick yang merupakan inovasi batu bata dari plastik dengan cara memasukkan plastik ke dalam botol plastik," kata Koordinator Saudara1Negara, Irien.
Sejumlah peserta mengaku senang mendapatkan ilmu pengetahuan dari para mahasiswa tersebut.
"Alhamdulillah senang bisa mendapatkan pengetahuan dan ilmu baru," ujar Khoirur Rozikin.
Saudara1Negara merupakan komunitas yang beralamatkan di Surabaya yang memiliki program memberikan platform bagi pemuda Indonesia yang ingin mengembangkan diri dan juga memberikan dampak kepada masyarakat di tingkat global.
Komunitas ini memiliki program pelatihan pemberdayaan masyarakat oleh praktisi inovasi sosial innovation, pimpinan LSM dan akademisi, kunjungan ke universitas kelas dunia, studi ekskursi ke negara ASEAN yakni Malaysia dan Thailand, program pemberdayaan masyarakat Internasional dan pertukaran budaya asing.
Baca juga: Opicha yang "menyulap" sampah jadi rupiah
Baca juga: Kota di Filipina ubah sampah plastik jadi tulip untuk perangi sampah
Baca juga: SWI: Daur ulang sampah Indonesia di bawah 10 persen
Baca juga: Indonesian Plastics Recyclers sampaikan lima manfaat daur ulang sampah
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019