Informasi dihimpun Jumat, dua orang tersebut yakni Aris (28) dan Fadli (23), keduanya merupakan kakak beradik warga Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan.
Baca juga: Bom bunuh diri di Medan, polisi temukan lokasi diduga tempat perakit
Baca juga: Bom bunuh diri di Medan, polisi temukan lokasi diduga tempat perakit
Keterangan Rudi Suharto (52) yakni orang tua dari kedua orang yang diamankan, mengatakan bahwa dirinya yang menyerahkan kedua anaknya ke kepala lingkungan, untuk diserahkan kepada polisi.
Hal itu dilakukannya setelah mengetahui anaknya diduga terlibat peristiwa bom bunuh diri di Makopolrestabes Medan.
Selain itu kepala lingkungan tempatnya tinggal juga menyuruhnya mencari informasi tentang dugaan keterlibatan anaknya.
Baca juga: 12 orang diamankan terkait bom bunuh diri di Polrestabes Medan
Baca juga: 12 orang diamankan terkait bom bunuh diri di Polrestabes Medan
Mengetahui hal tersebut, Rudi lantas tidak mengizinkan anaknya keluar rumah. Namun salah satu anaknya yang bernama Andre, yang saat ini masih dalam pencarian, kabur.
"Saya menyerahkan ke Kepling sekitar jam setengah sepuluh, tak lama berselang, sekitar pukul sembilan pihak kepolisian datang ke rumah Kepling lalu mereka dibawa," katanya kepada wartawan.
Mengenai dugaan keterlibatan kedua anaknya dengan RMN, Rudi mengaku bahwa keduanya merupakan teman satu pengajian dengan RMN. Ia juga sering melihat anaknya bergaul dengan RMN.
Namun, ia tetap berharap agar kedua anaknya tidak terlibat dalam peristiwa bom bunuh diri tersebut.
"RMN sering kemari dan kadang-kadang main sama mereka. Dia lebih sering datang siang," ujarnya.
Baca juga: Terduga teroris DS ditangkap dalam perjalanan ke sekolah
Baca juga: Terduga teroris DS ditangkap dalam perjalanan ke sekolah
Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019