• Beranda
  • Berita
  • Pemkab Bantul semprot desinfektan di pasar hewan, antisipasi antraks

Pemkab Bantul semprot desinfektan di pasar hewan, antisipasi antraks

19 Januari 2020 12:39 WIB
Pemkab Bantul semprot desinfektan di pasar hewan, antisipasi antraks
Ternak sapi yang dijual di Pasar Hewan Imogiri, Bantul, DIY (ANTARA/Hery Sidik)

Beberapa waktu lalu sempat ada kematian ternak di wilayah Pleret, Bantul, tetapi bukan kena antraks namun karena kembung yang terlambat ditangani. Dan hingga kini dipastikan Bantul bebas antraks

Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyemprotkan desinfektan kepada ternak di Pasar Hewan Imogiri sebagai langkah antisipasi agar tidak terjangkit antraks seperti terjadi di Gunung Kidul.

"Kejadian antraks di Gunung Kidul sejak April 2019, dan kami sudah antisipasi melalui penyemprotan desinfektan di lokasi Pasar Hewan Imogiri, yang menampung 600 sapi dan 300 kambing," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Bantul Joko Waluyo di Bantul, Minggu.

Dia menjelaskan upaya penyemprotan desinfektan bagi ternak di Pasar Hewan Imogiri tersebut karena hewan ternak daerah itu ada juga yang berasal dari Gunung Kidul.

Meski begitu, pihaknya tidak menyebut angka pasti jumlah sapi dan kambing dari wilayah tersebut yang masuk Bantul.

Baca juga: Pakar UGM menduga spora antraks nyaman tumbuh di tanah kapur

"Penyemprotan desinfektan biasanya dilakukan pada sore hari, usai aktivitas jual beli ternak di pasar tersebut, dalam penyemprotan tersebut kami menerjunkan sekitar 20 personel untuk memantau kondisi di pasar tersebut," katanya.

Joko menyebutkan ciri-ciri hewan ternak yang terjangkit penyakit antraks karena bakteri dapat diketahui dari suhu tinggi ternak hingga 40 derajat, napas terengah-engah, mati mendadak, keluar darah hitam dari lubang tubuh.

Oleh karena itu, pihaknya juga mengharapkan kepada peternak selalu menjaga kebersihan kandang dan melakukan penyemprotan desinfektan.

Dia juga mengatakan pengawasan ketat juga dilakukan pada area keluar masuk hewan ternak, terutama di wilayah yang berbatasan langsung dengan Gunung Kidul, seperti Piyungan, Dlingo, Pleret, dan Imogiri dengan menerjunkan personel pusat kesehatan hewan (puskeswan).

"Beberapa waktu lalu sempat ada kematian ternak di wilayah Pleret, Bantul, tetapi bukan kena antraks namun karena kembung yang terlambat ditangani. Dan hingga kini dipastikan Bantul bebas antraks," katanya.

Baca juga: Tim khusus Kemenkes tangani antraks di Gunungkidul
Baca juga: 27 warga Gunung Kidul dinyatakan positif antraks
Baca juga: DIY melokalisasi daerah tercemar antraks di Gunung Kidul

Pewarta: Hery Sidik
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020