Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengisolasi hewan ternak dari Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan Rongkop guna mengantisipasi penyebaran kasus Antraks.Jika ternak berasal dari kawasan endemik, maka ternak diminta untuk dibawa pulang kembali
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Suseno Budi di Gunung Kidul, Senin, mengatakan tindakan pencegahan hewan ternak keluar dari Kecamatan Ponjong dan Rongkop untuk mencegah bakteri Antraks keluar dari dua wilayah yang disinyalir menjadi endemik penyakit tersebut.
"Kami melarang ternak yang berasal dari wilayah yakni Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan dari Pucanganom, Kecamatan Rongkop, untuk diperjualbelikan. Petugas merazia sejak dini hari untuk mencegah ternak keluar," kata Suseno.
Ia mengatakan hari ini petugas gabungan yang terdiri dari Dinas Pertanian dan Pangan (DPP), Dishub, Satpol PP Gunung Kidul, TNI serta Polri, menyebar di sejumlah titik melakukan tindakan pencegahan hewan ternak keluar. Sejak dua hari terakhir, tim gabungan menggelar operasi untuk mencegah ternak keluar dari wilayah Desa Gombang dan Desa Pucanganom.
"Petugas gabungan menghentikan dan menanyakan dari mana asal hewan ternak tersebut. Jika ternak berasal dari kawasan endemik, maka ternak diminta untuk dibawa pulang kembali," katanya.
Meski pemberian antibiotik kepada hewan ternak di daerah endemik sudah dilakukan, menurut Suseno, pencegahan agar hewan ternak tidak ke luar tetap diterapkan sebagaimana instruksi bupati.
Sejauh ini lokasi yang menjadi daerah positif Antraks sudah diformalin dan diberi antibiotik. Bulan pertama pencegahan agar hewan ternak tidak ke luar, kata dia, nanti akan dievaluasi,
"Yang kami larang masuk pasar dari Desa Gombang, Ponjong dan dari Pucanganom, Rongkop yang merupakan daerah endemik Antraks," kata Suseno.
Seperti diketahui, 27 warga Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, dinyatakan positif Antraks. Puluhan orang itu terpapar dari hewan yang positif Antraks yang disembelih dan dagingnya dikonsumsi. Saat ini mereka dalam taraf pengobatan, dan kondisi kesehatan sudah semakin membaik.
Baca juga: Kemenkes RI: Silakan ke Gunung Kidul makan sate tanpa khawatir antraks
Baca juga: Pemotongan sapi di Bantul turun akibat kasus antraks Gunung Kidul
Pewarta: Sutarmi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020