Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan kasus antraks yang terjadi di wilayah tersebut tidak mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata.Insya Allah tidak terpengaruh dengan kasus antraks
Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asty Wijayanti di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan 90 persen kunjungan wisatawan adalah ke pantai.
"Insya Allah tidak terpengaruh dengan kasus antraks," kata Asty.
Baca juga: Dinkes Bantul instruksikan rumah sakit antisipasi penyakit antraks
Ia mengatakan kunjungan wisata saat libur akhir tahun serta libur tahun baru Imlek cukup tinggi. Kasus antraks hanya terdampak yakni kuliner daging. Sementara, wisatawan yang banyak ke pantai akan banyak mengonsumsi ikan laut.
"Yang terpengaruh kasus antraks mungkin kuliner berbahan baku daging, seperti baso. Kalau kunjungan wisata, Alhamdulillah tidak,” kata dia.
Soal ancaman virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, Asty mengatakan potensi itu sedikit. Ia mengatakan jumlah wisatawan mancanegara di Gunung Kidul hanya berkisar 20 ribu pada 2019.
Jumlah wisman di Gunung Kidul lebih banyak dari Malaysia, Singapura dan Thailand, serta dari Tiongkok namun jumlahnya tidak banyak.
Baca juga: Imbas antraks, pedagang di Gunung Kidul keluhkan turunnya permintaan
"Jumlah itu terbilang sedikit dibanding jumlah kunjungan wisatawan domestik sebanyak 3.267.497 orang," katanya.
Kemudian, jumlah kunjungan wisatawan per 27 Januari 2020 sebanyak 364.545 orang. Ia mengatakan jumlah itu sudah 10 persen dari target kunjungan wisatawan tahun 2020 ini yang sebesar 3,7 juta.
Di sisi lain, pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata telah berada di angka Rp2,93 miliar dari target Rp29,6 miliar.
Menurut dia, wisata Gunung Kidul bisa terimbas ancaman virus corona jika dua bandara di Yogyakarta, Bandara Adisutjipto dan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, menerima kedatangan wisatawan dari Tiongkok dalam jumlah besar.
Ia mencontohkan bagaimana Batam sempat diterpa kepanikan lantaran banyak wisatawan datang dari Tiongkok.
"Kami tegaskan bahwa Gunung Kidul tetap aman dikunjungi. Konsumsi daging juga tetap sehat asal memilih tempat kuliner yang memasak daging sesuai ketentuan," kata Asty.
Baca juga: Bantul awasi rumah potong hewan antisipasi penyakit antraks
Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020