• Beranda
  • Berita
  • Dinkes sebut pasien di RS Bahteramas bukan suspect corona

Dinkes sebut pasien di RS Bahteramas bukan suspect corona

4 Februari 2020 15:49 WIB
Dinkes sebut pasien di RS Bahteramas bukan suspect corona
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sultra, Andi Hasnah saat jumpa pers, di Kendari, Selasa. Ia mengatakan bahwa pasien yang dirawat di ruang khusus isolasi RS Bahteramas negatif suspect corona. (ANTARA/Harianto)

Kondisi (pasien) baik sekarang, semoga negatif

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan pasien yang dirawat di ruang isolasi khusus di Rumah Sakit Bahreramas di daerah itu, bukan pasien terpapar virus corona.

Sebelumnya dikabarkan seorang warga Jalan Kijang, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) berinisial MW (22) diisolasi di Rumah Sakit Bahteramas, Senin (3/2). MW dirawat lantaran mengalami demam dengan suhu tubuh 39,7 derajat celcius usai pulang dari perjalanan ke Korea Selatan.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sultra, Andi Hasnah saat jumpa pers, di Kendari, Selasa mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pusat terkait pasien tersebut, dan pusat mengatakan bahwa pasien tersebut bukan terpapar oleh virus corona.

"Untuk memastikan bahwa dia (pasien) penyebabnya virus corona harus ada beberapa tahap termasuk dengan pemeriksaan laboratorium. Kami Dinas Kesehatan Sultra berkoordinasi dengan pusat untuk memeriksa pasien tetapi dari hasil konsultasi bahwa hal itu seharusnya tidak perlu dikhawatirkan karena dia bukan suspect corona," katanya.

Ia juga mengungkapkan, saat ini kondisi pasien sudah membaik karena mendapatkan pengobatan yang baik dari pihak rumah sakit.

"Kalau dia (pasien) suspect corona itu berarti dia pernah kontak atau berkunjung ke negara terjangkit seperti China, kemudian dia juga pernah kontak dengan yang mengalami penyakit corona, kemudian dia terjangkit dengan hewan yang terinfeksi virus," ungkapnya.

Menurut Andi Hasnah pasien tidak memiliki kriteria tersebut. Ia juga mengungkapkan pasien tersebut sebelumnya telah mengalami batuk sebelum melakukan perjalanan ke keluar negeri (Korea Selatan), dan tidak beristirahat dengan cukup, sehingga penyakit itu semakin berat.

Selain itu, kata Andi Hasnah, dengan dilakukan isolasi kepada pasien tersebut, menurutnya hal itu sebagai bentuk kewaspadaan dari pihak Rumah Sakit Bahteramas, dalam menangani pasien jika terpapar virus Corona.

"Daripada dia tidak diisolasi terus dia positif jadi sudah ada aturannya. Yang kita syukur itu adalah tingkat kewaspadaan Rumah Sakit Bahteramas sudah bagus," kata Andi Hasnah.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak dengan mudah mengambil kesimpulan bahwa pasien yang diagnosa terduga berarti terpapar virus corona. Karena kata dia, kategori terduga (suspect) memiliki banyak jenis seperti suspect pneumonia bakterial, suspect pneumonia akut, supsect pneumonia corona dan lainnya. Sehingga untuk menentukan diagnosa pasti pihak rumah sakit masih harus melakukan uji laboratorium dan rontgen.

"Semua yang datang di rumah sakit kalau belum ada diagnosanya, maka dokter akan mengatakan bahwa itu adalah suspect, tetapi untuk memastikannya masih dibutuhkan pemeriksaan dan hasil laboratorium, foto rontgen dan itu untuk mendapatkan diagnosa pasti. Jadi pasien ini memang pasien suspect tapi bukan suspect pneumonia corona karena dia tidak dari negara terjangkit China," tambahnya.

Ditempat yang berbeda, Plt Direktur Bhatermas, Sjarif Subijakto saat dihubungi di Kendari, Selasa, mengatakan saat ini pasien dalam kondisi pemulihan.

"Kondisi (pasien) baik sekarang, semoga negatif. pasien masih diisolasi delapan hari lagi," katanya.

Baca juga: Hong Kong laporkan kematian pertama akibat virus corona

Baca juga: Apa bedanya gejala virus corona dengan batuk dan pilek biasa?

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020