• Beranda
  • Berita
  • IDI rekomendasikan Puskesmas aktif lakukan deteksi dini COVID-19

IDI rekomendasikan Puskesmas aktif lakukan deteksi dini COVID-19

20 Februari 2020 22:07 WIB
IDI rekomendasikan Puskesmas aktif lakukan deteksi dini COVID-19
Ketum PB IDI Daeng Faqih (kedua kiri) dalam diskusi di Jakarta pada Kamis (20/2) (ANTARA/Prisca Triferna)
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar memanfaatkan Puskesmas untuk aktif melakukan deteksi dini terkait penyebaran COVID-19.

"Sebenarnya pemerintah mampu dengan adanya Puskesmas di seluruh kecamatan. Kalau bisa sebenarnya aktif lakukan deteksi dini kawan-kawan di Puskesmas," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI dr Daeng M. Faqih ketika berbicara dalam diskusi soal corona di Jakarta, Kamis.

Sebelumnya, kata dia, IDI sudah melakukan rapat dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan untuk membahas COVID-19.

Daeng mengatakan mereka sudah meminta adanya satgas untuk menghadapi potensi wabah COVID-19, yang sudah terkonfirmasi kasusnya di negara-negara tetangga Indonesia seperti Singapura dan Malaysia.

Baca juga: IDI minta pemerintah umumkan kondisi kasus negatif COVID-19

Indonesia, kata dia, memang belum bisa melakukan tracking atau pelacakan karena belum ada kasus yang terkonfirmasi. Sejauh ini sudah ada 112 sampel yang diperiksa oleh Kementerian Kesehatan dengan 110 sudah dinyatakan negatif dari COVID-19.

Indonesia sendiri sudah memiliki alat PCR untuk mendeteksi wabah itu dan sudah terakreditasi oleh World Health Organization (WHO).

Alat PCR itu dapat digunakan juga tidak hanya untuk mendeteksi COVID-19 tapi juga penyakit lain yang disebabkan oleh virus corona jenis lain seperti SARS dan MERS, yang sama-sama menyerang pernapasan.

Baca juga: PB IDI: Kebanyakan kasus meninggal COVID-19 karena komorbid

"Artinya jika dinyatakan positif oleh PCR itu salah satu keluarganya corona virus terdeteksi, meskipun tidak spesifik COVID-19. Artinya jika dinyatakan negatif di PCR berarti semua keluarganya corona virus tidak ada," kata dia dalam diskusi yang diselenggarakan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) itu.

Sebelumnya, wabah penyakit baru yang disebebkan oleh virus corona muncul pada akhir 2019. COVID-19 pertama kali muncul di Wuhan, China dan sampai saat ini per Kamis (20/2) telah menginfeksi 75.727 orang di 26 negara dengan 74.578 terjadi di daratan China.

Total 2.129 orang meninggal karena penyakit tersebut dan 16.526 orang dinyatakan sembuh dari COVID-19 setelah menjalani perawatan.

Baca juga: IDI sarankan WNI selesai observasi corona tetap dipantau

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020