• Beranda
  • Berita
  • Erick Thohir: Museum Rasulullah SAW jadi pengingat Islam itu damai

Erick Thohir: Museum Rasulullah SAW jadi pengingat Islam itu damai

26 Februari 2020 22:44 WIB
Erick Thohir: Museum Rasulullah SAW jadi pengingat Islam itu damai
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri acara peletakkan batu pertama Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Jakarta, Rabu (26/2/2020). ANTARA/Aji Cakti

Sesuai dengan teknologi sekarang, maka tampilan diorama atau kisah-kisah serta benda sejarah sejak zaman Rasulullah akan ditampilkan dalam tiga dimensi...

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Museum Internasional Sejarah Rasulullah SAW yang pembangunannya sedang berlangsung, dapat menjadi pengingat bahwa Islam merupakan agama yang damai dan penuh kasih.

"Museum ini akan menjadi pengingat bahwa penyebaran Islam itu dilakukan dengan cara yang indah, penuh kasih sayang dan damai," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu.

Erick juga menambahkan bahwa selain dapat menjadi pengingat atas penyebaran Islam yang damai, museum tersebut juga dapat menjadi tempat untuk mempelajari sejarah terkait Islam.

"Selain itu sebagai tempat untuk mempelajari sejarah (Islam)," katanya.

Menurut rencana, Museum Rasulullah akan terdiri dari dua lantai dengan total luas bangunan mencapai 10 ribu meter persegi lebih.

Selain ruang pameran yang berisi benda-benda bersejarah Nabi serta peradaban Islam, dalam kompleks museum tersebut juga terdapat auditorium, masjid, dan lapangan luas untuk kegiatan agama serta manasik haji.

Dalam museum tersebut juga tak hanya berisikan hadis-hadis yang menceritakan kisah dan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, namun menuturkan pula kisah-kisah fenomenal dalam perkembangan islam, seperti Isra Mi'raj, perjalanan hijrah Nabi, hingga maket kota Makkah dan Madinah di zaman Rasulullah SAW hingga era sekarang.
Baca juga: Erick Thohir: Museum Rasulullah SAW bisa menjadi wisata religi baru

"Sesuai dengan teknologi sekarang, maka tampilan diorama atau kisah-kisah serta benda sejarah sejak zaman Rasulullah akan ditampilkan dalam tiga dimensi, sehingga siapapun yang melihatnya akan bisa mengetahui dan mempelajari dengan detail,” ungkap Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Syafruddin yang sekaligus Kepala Museum.

Syafruddin menambahkan, bahwa naskah, manuskrip, literatur, hingga benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan Rasulullah serta peradaban Islam yang tersaji di dalam museum tersebut merupakan hasil dari pengumpulan yang dilakukan selama 14 tahun oleh Yayasan Wakaf Assalam dari berbagai belahan dunia.

Baca juga: Anies: Jakarta tuan rumah Museum Rasulullah jadi berkah tersendiri
Baca juga: Kota Tua Jakarta jadi objek wisata edukatif

Pewarta: Aji Cakti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020