Manajer Operasional MV Sindo, Alex, di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura, Selasa, mengatakan perusahaannya baru-baru ini mengurangi pelayaran ke Singapura dan Malaysia dari empat trip menjadi tiga trip.
Jumlah penumpang dari Singapura ke Tanjungpinang tidak sampai 20 orang, bahkan terkadang tidak mencapai 10 orang. Begitu pula jumlah penumpang hanya sedikit dari Tanjungpinang menuju Singapura.
Padahal kapasitas tempat duduk untuk satu kapal mencapai 200 orang.
Sementara biaya operasional kapal untuk satu perjalanan pulang-pergi mencapai Rp15 juta.
"Tiket kapal yang terjual tidak dapat menutupi biaya operasional, belum lagi gaji bulanan," ujarnya.
Alex mengatakan kondisi perusahaan akan semakin terpuruk jika persoalan virus corona tidak ditanggulangi secepatnya. Ia tidak dapat memastikan sampai kapan perusahaannya mampu bertahan.
"Perusahaan mengalami kerugian serius sejak ada virus corona," ucapnya.
Selain perusahaan pelayaran, sopir taksi pelabuhan juga mengalami mengalami nasib yang sama. Penumpang atau wisatawan sepi sejak akhir Januari 2020.
Menurut dia, penumpang yang sedikit tidak hanya di pelabuhan internasional, melainkan juga pelabuhan domestik.
"Ada 90 armada taksi di pelabuhan. Kadang-kadang ada taksi yang sudah menunggu antrean lama, tetapi tidak dapat penumpang," kata Irvansyah, pengurus taksi di Pelabuhan Sri Bintan Pura.
Baca juga: Agen perjalanan di Sumsel tunda penjualan paket keluar negeri
Baca juga: Pengamanan pelabuhan di Batam tergantung status COVID-19 di Singapura
Baca juga: Tour de Bintan tetap digelar meski Singapura diserang virus corona
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020