Seorang mahasiswa asal kabupaten Lembata yang menempuh pendidikan di Yogyakarta dilaporkan terindikasi terpapar virus corona nekat melakukan perjalanan dari Yogyakarta melalui jalur tikus setelah dia mengetahui salah satu temannya meninggal akibat COVID-19.mahasiswa itu sedang kami isolasi
"Saat ini mahasiswa itu sedang kami isolasi di ruang isolasi menunggu sampai yang bersangkutan sembuh," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langgodai saat dikonfirmasi ANTARA dari Kupang, Selasa.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan adanya laporan seorang mahasiswa yang nekat pulang ke kampung halamannya meski pemerintah setempat telah mengimbau para orang tua di kabupaten itu untuk melarang anak-anaknya yang kuliah di wilayah pandemi untuk tidak kembali terlebih dahulu ke kampung halaman.
Ia mengatakan mahasiswa tersebut saat tiba di kampung halamannya tidak dizinkan oleh masyarakat bahkan keluarganya untuk masuk ke kampung itu atau ke rumahnya.
Bahkan mahasiswa tersebut juga diminta untuk mengisolasikan diri di tempat isolasi yang sudah disiapkan oleh pemerintah kabupaten Lembata, apalagi sudah terindikasi terpapar virus corona berdasarkan hasil rapid test.
Baca juga: Dua warga Lembata NTT diisolasi setelah pulang dari Inggris
"Kami tak ingin nantinya kejadian seperti di Kota Kupang di mana ada yang terlambat di isolasi dan saat di tes ternyata positif. Kami tak ingin seperti itu," ujar dia.
Pemerintah setempat kata dia juga melalui gugus tugas penanganan COVID-19 sudah melakukan sosialisasi ke kampung-kampung terkait masalah COVID-19 itu.
Sosialisasi yang dilakukan adalah cara menggunakan masker dan melarang aktivitas yang tak perlu di luar rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Pihaknya juga kata dia sudah menyiapkan tiga lokasi karantina untuk para pemudik yang datang ke kampung halaman di tengah wabah virus korona.
Sejumlah lokasi karantina itu ada di Puskesmas Lewoleba di Desa Pada dan Puskesmas Meru di Desa Balauring. Sementara Gerai Maritim di Pantai Harnus sebagai cadangan.
Baca juga: Dokter RSUD Maumere tangani warga Lembata dalam masa pemantauan
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020