Panitia pelaksana Olimpiade-Paralimpiade Tokyo 2020 meminta Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menghapus komentar Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam laman mereka yang merujuk pada dampak finansial dari penundaan Olimpiade yang dinilai tidak etis.Kami minta kepada IOC agar nama perdana menteri kami tidak seharusnya dikutip, ditambah laman IOC juga seharusnya tidak menampilkan keputusan yang melampaui kesepakatan antara IOC dan panitia pelaksana
Sebelumnya pada bulan Maret, IOC dan pemerintah Jepang sepakat untuk menunda Olimpiade karena mewabahnya virus corona secara global.
Pada hari Senin, IOC dalam laman resminya merilis sebuah sesi tanya jawab dengan salah satu pertanyaan "Dampak finansial apakah yang akan terjadi dengan penundaan Olimpiade?".
Baca juga: Jepang belum setujui penambahan biaya penundaan Olimpiade
Salah satu jawaban yang diberikan IOC ialah merujuk pada PM Abe yang menjadi rujukan pembiayaan para rekanan penyelenggaraan Olimpiade.
"Perdana Menteri Shinzo Abe setuju bahwa Jepang akan menanggung biaya yang harus dipenuhi dalam rangka program kerja sama di tahun 2020, dan IOC akan bertanggung jawab dalam pembagian biaya. Bagi IOC, hal ini jelas akan menelan biaya tambahan sebesar ratusan juta dolar," tulis IOC dalam lamannya.
Menyikapi hal tersebut, Juru Bicara Olimpiade Tokyo 2020 Masa Takaya menyampaikan kepada Reuters bahwa sikap IOC yang mencatut nama perdana menteri merupakan hal yang tak elok dan meminta IOC segera menghapus komentar tersebut.
Baca juga: Tanpa vaksin, Olimpiade Tokyo diragukan bisa digelar tahun depan
"Kami minta kepada IOC agar nama perdana menteri kami tidak seharusnya dikutip, ditambah laman IOC juga seharusnya tidak menampilkan keputusan yang melampaui kesepakatan antara IOC dan panitia pelaksana," tutur Takaya.
Panitia Olimpiade Tokyo 2020 juga mengatakan bahwa rincian siapa yang akan membayar biaya tambahan belum pernah dibicarakan antara Abe dan Presiden IOC Thomas Bach ketika keduanya memutuskan penundaan bulan Maret.
Sebelumnya dalam laporan Kantor Berita Kyodo, PM Abe dikabarkan menyepakati biaya penundaan Olimpiade Tokyo sebesar tiga miliar dolar AS atau lebih dari Rp46,5 triliun.
Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kemudian membantah hal tersebut dengan mengatakan bahwa PM Abe tidak menyetujui biaya tambahan.
Baca juga: Penundaan Olimpiade 2020 tak pengaruhi 'bidding' tuan rumah 2032
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020