"COVID-19 ini membuat banyak hal berubah, termasuk dunia pendidikan. Kami desak menteri membuat pelatihan baru di tengah pandemi supaya kita bisa mengemas PJJ dengan benar," kata Zainuddin dalam diskusi daring di Hari Pendidikan Nasional yang dipantau dari Jakarta, Sabtu.
Menurut legislator yang membidangi isu pendidikan itu, sejumlah pihak memperkirakan pandemi COVID-19 Indonesia akan terus berlanjut. Jika bulan Juli wabah selesai tentu masih akan ada dampak ikutan yang memicu kegiatan PJJ terus dilakukan seiring upaya mencegah penularan virus corona jenis baru SARS-CoV-2.
"Apalagi kita estimasi bahwa COVID-19 ini akan terus berlanjut. Kalau Juli ini berakhir bahkan lebih cepat, tetapi pengalaman negara yang mulai berkurang COVID-nya, mereka tidak bisa langsung hidup normal. Mereka ada penggelembungan sosial, membatasi orang berkumpul, jaga jarak, pakai masker," kata dia.
Baca juga: MPR: Penuhi hak pendidikan rakyat selama pandemi COVID-19
Baca juga: Penyedia aplikasi pendidikan siap kerja sama cegah COVID-19
Maka, kata dia, pemerintah diminta agar membuat program PJJ semakin jelas karena sistem pembelajaran tersebut diperkirakan akan tetap dibutuhkan sampai setidaknya akhir tahun.
Sementara itu, di kesempatan Hardiknas 2020 ini Zainuddin berharap sistem pendidikan di Indonesia tidak saklek dengan berbagai acuan standardisasi. Pendidikan ke depan harus berbasis kurikulum kehidupan yang berangkat dari imajinasi dan kreativitas sehingga mampu menghadapi berbagai persoalan.
"Memperkaya anak-anak dengan imajinasi berpikir kreatif, kritis dan problem solving. Ini yang diperlukan manusia abad 21 dan semasa pandemi COVID-19," katanya.*
Baca juga: Rektor: Dengan teknologi hadirkan pendidikan yang terjangkau
Baca juga: UT buka program doktoral jarak jauh
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020