"Bagi kami, tim medis dan relawan adalah pahlawan di zaman COVID-19. Karena itu, kami 63 penulis puisi esai ikut mendukung mereka, dengan cara menyumbangkan puluhan baju APD bersertifikat. Satu penulis menyumbangkan satu APD," kata Elza Peldi Taher mewakili pengurus KSP dari Aceh dan Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Papua, Malaysia, Brunei, Thailand, Singapura, Kepulauan Salomon hingga Australia.
"Jangan dilihat bentuk dan jumlah sumbangan kami. Lihatlah niat kami, niat para penulis, penyair, seniman, seniwati, untuk ikut bergotong royong bersama tim medis dan relawan, yang sudah mengambil risiko untuk menyembuhkan pasien," ujar Elza dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: RSD Wisma Atlet catat 2.399 pasien sembuh
Sementara itu, Denny JA, penggagas puisi esai, mengatakan banyak penulis yang merekam kisah pandemik virus corona untuk satu buku.
"Mereka tak hanya bersama sama merekam suara batin masyarakat dalam puisi esai mini yang dibukukan. Mereka juga bersama sama berderma," katanya.
Denny mengutip lembaga yang berpusat di Inggris, Charities Aid Foundation. Lembaga ini melakukan riset pada 146 negara seluruh dunia. Negara mana yang penduduknya yang paling banyak berderma. Mereka membuat penilaian berdasarkan Indeks yang disebut World Giving Index.
Di tahun 2018, Indonesia terpilih rangking nomor satu. Posisi Indonesia dari sisi spirit masyarakatnya untuk berderma di atas negara Amerika Serikat, Australia, Kanada, Bahrain, yang masuk 10 besar.
Baca juga: Sebanyak 1.792 pasien COVID-19 di Wisma Atlet sembuh
Para penulis puisi esai ini salah satu saja contoh spirit publik di Indonesia yang gemar berderma. Tak hanya dalam bentuk uang atau barang. Banyak pula rakyat Indonesia yang berderma menjadi sukarelawan, mendermakan tenaga, pikiran dan waktu.
Para penulis puisi esai manca negara ini, awal Juni 2020 ini, mempublikasikan buku mereka yang berisi kumpulan puisi esai mereka dengan judul: Love and Life in the Era of Corona. Aneka drama batin, kesedihan serta harapan, kematian, dan perjuangan menghadapi era pandemik terekam di sana.
"Buku puisi esai itu pada waktunya akan dirujuk ketika kami ingin mendalami suasana batin era pandemik, yang datang mungkin hanya seratus tahun sekali," demikian Denny JA.
Baca juga: RSD Wisma Atlet catat nihil pasien ODP COVID-19 hingga Senin ini
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020