• Beranda
  • Berita
  • Risma dorong pembentukan mal tangguh di Surabaya

Risma dorong pembentukan mal tangguh di Surabaya

11 Juni 2020 16:33 WIB
Risma dorong pembentukan mal tangguh di Surabaya
Ilustrasi - Pengunjung dan karyawan mengenakan masker dan pelindung wajah (face shield) saat bertransaksi di Plaza Marina, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/6/2020). Pengelola pusat perbelanjaan tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat di antaranya berupa kewajiban mencuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh, penggunaan masker dan pelindung wajah (face shield) bagi pengunjung serta karyawan guna mencegah penularan dan penyebaran COVID-19 pada era normal baru. (Antara/Moch Asim/zk.)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendorong pembentukan mal, restoran dan kafe tangguh dengan tujuan agar penerapan protokol kesehatan bisa dijalankan dan roda perekonomian tetap berjalan.

"Ini harus saya lakukan supaya ekonomi kota tetap berjalan. Karena itu saya membutuhkan dukungan untuk bisa kita disiplin dan menjaga protokol kita secara ketat," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis.

Wali Kota Risma mengatakan bahwa saat ini kondisinya masih belum aman dari penyebaran COVID-19. Makanya, ia membuat protokol-protokol kesehatan di semua sektor yang salah satunya di pusat perbelanjaan, restoran dan kafe.

Untuk itu, Risma mengajak Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur serta Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (APKRINDO) Jawa Timur agar disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Baca juga: 3 kepala daerah di Surabaya Raya komitmen cegah COVID-19

Namun yang terpenting, kata dia, adalah mengubah kebiasaan pengunjung atau konsumen agar mau disiplin.

"Tapi yang berat mungkin merubah kebiasaan. Namun kita harus yakin bahwa semua itu bisa kita lakukan," katanya.

Menurutnya, jika para pengusaha tidak disiplin dan mengabaikan protokol kesehatan, ia takut penularan COVID-19 bisa saja terjadi di lingkup usaha. Sehingga hal ini dapat berimbas pada ditutupnya sektor usaha yang berdampak pula pada ekonomi yang tak berjalan.

"Yang harus kita lakukan adalah disiplin untuk aturan protokol kita. Kalau kita mau tidak lockdown, maka kita harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan," katanya.

Baca juga: Seorang dokter di Surabaya dinyatakan meninggal akibat COVID-19

Namun, lanjut dia, Pemerintah Kota Surabaya tidak bisa memantau setiap pengunjung mal atau restoran yang datang. Makanya, ia meminta dukungan pengelola pusat perbelanjaan dan restoran itu untuk bekerjasama dalam menerapkan protokol-protokol itu.

"Karena pengunjung tidak bisa saya pantau seperti warga dalam kantong (orang dalam pengawasan/ODP) yang kami awasi setiap harinya," katanya.

Risma menjelaskan kampung tangguh merupakan inisiatif Kapolda Jatim, sedangkan mal, restoran, kafe tangguh adalah ada ide Kapolrestabes Surabaya.

Ia mencontohkan seperti di pusat perbelanjaan, akses jalan itu bisa dibuat satu arah serta konsumen juga diwajibkan saling jaga jarak. Selain itu, di kasir atau tempat pembayaran bisa pula dilengkapi dengan tirai plastik untuk pembatas antara penjual dan pembeli.

"Setiap pengunjung diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum memasuki area pusat perbelanjaan," ujarnya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020