Uji coba ke manusia atau uji klinis bertujuan memeriksa keampuhan dan keamanan vaksin.
Belasan vaksin di berbagai dunia saat ini tengah menjalani pemeriksaan dan uji coba. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan COVID-19 menyebar kian cepat dan "dunia menghadapi tahapan yang baru dan berbahaya".
Walaupun demikian, belum ada uji coba vaksin yang dilakukan dalam skala luas, yang disebut juga uji klinis tahap tiga. Uji klinis tahap tiga merupakan proses penting yang harus dilalui sebelum vaksin mendapatkan izin untuk dijual.
IMBCAMS memulai uji klinis tahap dua, Sabtu (21/6), untuk vaksin buatannya. Vaksin itu merupakan enam dari anti-virus buatan ilmuwan China yang masih diuji coba ke manusia. Uji tahap satu vaksin digelar sejak Mei, melibatkan sekitar 200 relawan, demikian kata IMBCAMS, Minggu, lewat media sosialnya.
Uji coba tahap kedua menentukan seberapa banyak dosis vaksin yang dibutuhkan. Tahapan itu juga memeriksa apakah vaksin dapat mempengaruhi sistem imun orang yang sehat dengan aman.
IMBCAMS mengatakan pihaknya berencana menggunakan pabrik yang khusus dibuat untuk memproduksi vaksin SARS-CoV-2, virus corona jenis baru penyebab COVID-19, guna mengamankan persediaan vaksin di China ke depannya.
Mulai akhir 2020, sejumlah orang dengan kebutuhan khusus dapat menerima suntik vaksin buatan tersebut jika mendesak, kata Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China, bulan lalu.
COVID-19 yang pertama kali ditemukan di China pada akhir 2019, saat ini telah menjangkit 8,81 juta orang di seluruh dunia serta menewaskan lebih dari 460.000 orang.
Sumber: Reuters
Baca juga: Indonesia dorong kerja sama ASEAN-Rusia kembangkan vaksin COVID-19
Baca juga: Ilmuwan Singapura pada Agustus uji coba vaksin COVID-19 pada manusia
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2020