• Beranda
  • Berita
  • Strategi Risma agar warga Surabaya bisa beradaptasi dengan normal baru

Strategi Risma agar warga Surabaya bisa beradaptasi dengan normal baru

23 Juni 2020 17:33 WIB
Strategi Risma agar warga Surabaya bisa beradaptasi dengan normal baru
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengikuti dialog bertajuk "Zona Risiko Tinggi : Bagaimana Beradaptasi?" yang digelar secara daring oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Balai Kota Surabaya, Selasa (23/6/2020). (ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya)

barang beliannya itu diletakkan di nampan itu, sehingga tidak bersentuhan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memiliki strategi agar warga di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur bisa beradaptasi cepat dengan kebiasaan baru atau tatanan kehidupan normal baru.

"Kami mengajak warga Surabaya bisa bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru atau tatanan normal baru," kata Wali Kota Risma saat menjadi salah satu pembicara dalam dialog bertajuk "Zona Risiko Tinggi : Bagaimana Beradaptasi?" yang digelar secara daring oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Balai Kota Surabaya, Selasa.

Menurut Risma, hal pertama yang diterapkan di Surabaya adalah kedisiplinan, makanya dibentuk Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Melalui terobosan ini, maka warga bisa saling mengingatkan antarwarga yang satu dengan yang lainnya, karena di kampung itu dijaga ketat.

"Pengawasannya sangat ketat, terutama yang keluar-masuk kampung itu," kata Risma.

Selain itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga membentuk pasar tangguh, industri tangguh, rumah ibadah tangguh, transportasi tangguh, mal tangguh dan sebagainya. Di berbagai sektor itu, selalu ditertibkan protokol kesehatan secara ketat.

Ia mencontohkan di pasar tangguh itu antara pedagang dan pembeli dipisahkan oleh tirai plastik yang telah dipasang. Bahkan, sistem pembayarannya dan penjualannya pun menggunakan nampan, sehingga tidak bersentuhan langsung.

Baca juga: Surabaya jadikan dua pondok pesantren percontohan "ponpes tangguh"

Baca juga: Risma dorong pembentukan mal tangguh di Surabaya


"Jadi, biasanya pembeli itu memberikan catatan apa saja yang akan dibeli, kemudian barang beliannya itu diletakkan di nampan itu, sehingga tidak bersentuhan," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, jalan masuk dan keluar pasar dibuat satu arah untuk menghindari warga berpapasan di pasar. Sedangkan untuk memastikan semua protokol itu berjalan sesuai aturan, Risma memastikan ada satgas yang dibuat sendiri oleh setiap instansi atau pun berbagai sektor itu.

"Di pasar itu ada satgasnya juga yang nanti akan menegur apabila ada pelanggaran," ujarnya.

Ia juga memastikan bahwa pengawasan terhadap berbagai sektor it uterus dilakukan. Meskipun ini tergolong berat, namun hal ini harus terus dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Jadi kami lakukan pengawasan ini secara konsisten. Setiap hari bahkan malam ada petugas yang piket di beberapa tempat untuk memantau masyarakat yang tidak menggunakan masker dan sebagainya," katanya.

Pada kesempatan itu, Risma juga menyampaikan pesan khusus kepada masyarakat, khususnya warga Kota Surabaya. Saat pandemi ini, lanjut dia, yang paling penting adalah harus selalu menjaga diri sendiri supaya terhindar dari virus.

"Kalau kita menjaga diri kita, sebenarnya kita melindungi keluarga atau saudara kita yang kita sayangi. Jika masing-masing kita menjagan diri kita, sebetulnya kita menjaga dan melindungi saudara-saudara kita. Jadi kalau kita positif, jangan ragu untuk isolasi diri," ujarnya.

Baca juga: Risma keliling rumah sakit semangati dokter hingga petugas kebersihan

Baca juga: Risma minta masukan guru agar pelajar Surabaya bisa sekolah lagi

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020