Pengamat sepak bola nasional Tommy Welly menilai pola pikir yang membebankan target kepada timnas usia muda soal kewajiban meraih prestasi tinggi harus diubah karena tidak sejalan dengan program pengembangan.FIFA menyelenggarakan Piala Dunia U-17 dan U-20 untuk misi development (pengembangan)
Pernyataan itu disampaikan Tommy menanggapi polemik internal PSSI dengan pelatih Shin Tae-yong. Ditambah adanya pernyataan dari direktur teknik PSSI, Indra Sjafri, yang menganggap bahwa Shin terlalu banyak alasan karena tidak bisa memenuhi target yang dibebankan oleh PSSI.
Shin diberi target oleh PSSI membawa timnas Indonesia lolos ke perempat final Piala Asia U-19 2020, kemudian timnas senior Indonesia juara Piala AFF 2020, serta mengantarkan Timnas Indonesia U-19 melaju ke perempat final Piala Dunia U-20 2021.
Baca juga: Indra Sjafri yakin timnas U-19 lolos fase grup Piala Asia
Baca juga: Indonesia satu grup dengan tuan rumah di Piala Asia U-19 2020
"FIFA menyelenggarakan Piala Dunia U-17 dan U-20 untuk misi development (pengembangan). Kalau misi development kita juga harus mengedukasi diri tentang pengetahuan sepak bola yang benar," ujar pria yang akrab disapa Bung Towel ini dalam rekaman Webinar yang dipantau di Jakarta, Selasa.
"Bagaimana kita mengukur prestasi kita di piala dunia, apakah kita bombastis tanpa punya argumen, tanpa punya informasi. Semifinal baru kita anggap berhasil? Kan enggak sesederhana itu pula. Ada basis data secara teknis dan non teknis, perhitungannya harus proporsional objektif,," katanya menambahkan.
Tommy membandingkan dengan pembinaan usia muda di Eropa. Menurutnya, baik timnas maupun klub tidak menjadikan usia muda sebagai final dari sebuah pembinaan. Mereka menjadikan Piala Dunia senior sebagai ukuran dari hasil pembinaan.
Baca juga: PSSI tak sejalan dengan Shin Tae-Yong soal lokasi TC timnas
Baca juga: Shin Tae-Yong: TC timnas Indonesia bisa digelar di mana saja
"Jika adik-adik kita lewat dari (fase) grup itu udah sangat luar biasa. Kenapa kita enggak perlu bilang targetnya semifinal, targetnya perempat final, supaya itu tidak jadi beban buat adik-adik kita," kata dia.
Ia pun mendorong agar polemik internal segera diselesaikan, jangan saling berbalas pernyataan di media. Apalagi ketika harus menangani sosok Shin Tae-yong yang sudah masuk ke dalam lingkaran sepak bola dunia, Indonesia otomatis akan menjadi perhatian.
"Dengan sosok personal pelatih yang kelasnya di internasional, pendekatannya harus berkelas supaya tidak menimbulkan polemik yang publik sepak bola internasional tak menganggap sebegitu amatirnya," kata dia.
Baca juga: Direktur Teknik PSSI tuding Shin Tae-Yong terlalu banyak bicara
Baca juga: Pelatih: intensitas latihan timnas U-19 terus ditingkatkan
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020