Veran menyebutkan bahwa mengikuti aturan jaga jarak sosial sangat penting untuk menghindari pemberlakuan kembali tindakan penguncian (lockdown) nasional.
Prancis pada Selasa melaporkan 14 kematian baru akibat COVID-19, di mana angka itu dua kali lebih tinggi dari peningkatan rata-rata harian sebanyak tujuh yang tercatat selama pekan sebelumnya.
Sebanyak 30.223 orang kini telah meninggal karena wabah COVID-19 di Prancis, kata otoritas kesehatan.
"Kita tidak menghadapi gelombang kedua, epidemi ini terus berlanjut ... Beberapa orang tidak menghormati aturan (jaga jarak sosial). Kita tidak boleh menurunkan pertahanan kita," kata Menteri Kesehatan Olivier Veran kepada televisi LCI.
"Kami tidak ingin memberlakukan tindakan penguncian lainnya, kami sedang memeriksa situasi berdasarkan kasus per kasus. Perang belum berakhir ... Orang-orang harus memahami bahwa kita akan hidup bersama dengan virus ini untuk waktu yang cukup lama," ujar Veran.
Veran ditanya apakah ia akan menyarankan warga untuk tidak pergi berlibur di resor Quiberon di Brittany setelah klaster COVID-19 dilaporkan di sana pekan lalu, dan pemerintah setempat memerintahkan pemberlakuan jam malam untuk pantai-pantai.
"Di Quiberon, ada klaster COVID-19 sekitar 50 orang. Kami melihat situasinya. Itu akan tergantung pada penyebaran virus. Jika kami perlu mengambil tindakan lain, kami akan mengambilnya," katanya.
Prefektur Quiberon kemudian melaporkan bahwa sekarang ada 72 kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi, kebanyakan pada orang berusia 18 hingga 25 tahun.
Sumber: Reuters
Baca juga: Paris tutup Eiffel hingga Museum Louvre cegah COVID-19
Baca juga: Menkes baru Prancis: "risiko masuk akal" corona jadi wabah
Baca juga: Infeksi corona di Prancis alami kenaikan terendah sejak 'lockdown'
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020