• Beranda
  • Berita
  • Erick optimistis uji klinis vaksin Sinovac fase tiga berjalan baik

Erick optimistis uji klinis vaksin Sinovac fase tiga berjalan baik

7 Agustus 2020 18:00 WIB
Erick optimistis uji klinis vaksin Sinovac fase tiga berjalan baik
Dokumentasi. Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). Simulasi tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan tenaga medis dalam penanganan dan pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada 1.620 relawan. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz

Uji klinis ketiga kalau ini benar semua, Januari-Februari 2021 kami bisa mulai menyuntikan sampai kurang lebih 30-40 juta vaksin

Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir optimistis uji klinis vaksin Sinovac fase tiga berjalan baik.

"Uji klinis ketiga kalau ini benar semua, Januari-Februari 2021 kami bisa mulai menyuntikan sampai kurang lebih 30-40 juta vaksin," ujar Erick Thohir yang juga Menteri BUMN di Jakarta, Jumat.

Saat ini, lanjut dia, Indonesia membutuhkan vaksin untuk mengimunisasi sebanyak 380 juta. Maka itu, pihaknya bersama PT Biofarma sedang berupaya untuk menambah jumlah kapasitas produksi vaksin.

"Kapasitas kita selama ini 40 juta setahun. Sekarang tiba-tiba harus 320 juta-380 juta dalam waktu setahun. Kalau tidak, risikonya ekonominya akan lama lagi," katanya.

Maka itu, lanjut Erick, pihaknya melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak agar imunisasi untuk masyarakat cepat dan dipastikan halal.

"Insya Allah Desember ini Biofarma bisa produksi 250 juta per tahun. Paling tidak cukup. Ada biaya untuk membangun 150 juta tambahan, itu Rp1,3 triliun. Apa kami pikirkan balik (untung)? Ya tidak dulu, hari ini pikirkan keselamatan dulu. Karena itu kami janjikan 250 juta ini Desember," katanya.

Erick juga mengatakan bahwa pemerintah bekerja sama dengan perusahaan kesehatan swasta nasional seperti Kalbe Farma dan Sanbe untuk memproduksi vaksin. Namun, mereka tidak boleh menjual secara bebas ke masyarakat.

"Saya takutnya kalau nanti dibebaskan, nanti yang kaya duluan yang disuntik karena pada bayar duluan. Kan tidak bisa seperti itu. Justru pada saat ini, imunisasi harus memetakan lagi mana yang daerah-daerah rawan atas COVID-19 ini," katanya.

Mengenai anggaran imunisasi ke masyarakat, Erick menyampaikan, pemerintah memiliki anggaran yang cukup, salah satunya dari anggaran Kementerian Kesehatan Rp24,8 miliar yang sebagiannya dapat dialokasikan untuk uang muka (DP) vaksin.

"Kalau harganya 15 dolar AS per vaksin, jadi berapa? Anggap 300 juta orang dikali segitu, sudah 4,5 miliar dolar AS," paparnya.

Di sisi lain, Erick juga mengatakan bahwa pihaknya mendukung produksi vaksin COVID-19 merah-putih yang sedang dikembangkan di dalam negeri.

"Pak Bambang Brodjonegoro (Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia) sedang mengusahakan vaksin merah-putih. Nanti uji klinis 1,2, dan 3 kapan, kita dukung. Tetapi hari ini kebetulan, ada beberapa vaksin yang sudah diproduksi sampai klinis dua. Salah satunya Sinovac yang sekarang uji klinis tiga," katanya.

Baca juga: PMI siap bantu pelaksanaan imunisasi vaksin COVID-19
Baca juga: Jubir satgas COVID-19: Ada 208 kandidat vaksin COVID-19

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020