• Beranda
  • Berita
  • Demonstran Thailand tuntut pembebasan aktivis anti pemerintah

Demonstran Thailand tuntut pembebasan aktivis anti pemerintah

8 Agustus 2020 17:22 WIB
Demonstran Thailand tuntut pembebasan aktivis anti pemerintah
Anom Nampa dan Panupong Jadnok (kiri), mahasiswa pro demokrasi, dan pemimpin aksi protes anti-pemerintah Thailand baru-baru ini, ditahan, saat akan dipindahkan ke pengadilan kriminal di Bangkok, Thailand, Jumat (7/8/2020). REUTERS/Patipat Janthong/HP/djo (REUTERS/STRINGER)

Siapa yang dilayani oleh pengadilan di negeri ini?

Puluhan pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung pengadilan Bangkok pada Sabtu untuk menuntut agar dua orang pemimpin aktivis dibebaskan, dan mereka berjanji akan meningkatkan aksi unjuk rasa anti pemerintah.

"Siapa yang dilayani oleh pengadilan di negeri ini?" ujar Parit Cheewarak, atau pemimpin mahasiswa yang dikenal dengan sebutan Penguin, dalam orasi di hadapan sekitar 60 hingga 100 orang yang berunjuk rasa di depan Pengadilan Kriminal Bangkok.

"Tidak peduli seberapa senior Anda, Anda tidak lebih dari uang pajak yang dibayarkan untuk gaji Anda," kata Parit.

Demonstrasi yang terjadi belakangan ini kembali muncul di Thailand untuk meminta pelengseran pemerintahan Prayuth Chan-ocha, pemimpin kudeta pada 2014, setelah sengketa pemilu tahun lalu--yang disebut para aktivis digelar untuk mempertahankan kekuasaannya.

Seorang pengacara HAM, Anon Nampa (35), dan aktivis mahasiswa, Panupong Jasnok (23), ditangkap polisi pada Jumat (7/8) dan ditahan hingga saat ini dalam kaitan mereka dengan aksi protes baru-baru ini untuk menuntut demokrasi yang lebih luas.

Tuntutan hukum terhadap Anon dan Panupong di antaranya hasutan dan pelanggaran atas dekrit pemerintah terkait pencegahan wabah virus corona.

Pengadilan menolak untuk memproses permintaan pihak kepolisian untuk memenjarakan kedua aktivis tersebut, karena dokumen tuntutan terlambat diserahkan. Anon dan Panupong akhirnya ditahan selama semalam di kantor polisi.

Dalam aksi unjuk rasa pada Senin (3/8), Anon menyerukan reformasi atas sistem monarki--suatu tuntutan yang sangat jarang terjadi di publik, kepada institusi yang amat kuat di Thailand. Anon tidak dituntut atas aksi tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Thailand perpanjang status darurat COVID-19 hingga akhir Agustus

Baca juga: Thailand akan revisi UU narkotika untuk perluas produksi ganja

 

Pewarta: Suwanti
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020