meski pada triwulan III ini pertumbuhan ekonomi Lampung diproyeksi masih turun, namun pihaknya melihat ada perkembangan positif di sektor jasa keuangan, baik di perbankan dan sektor pembiayaan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung menilai ekonomi provinsi tersebut dapat segera pulih mengingat stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi stabil dan tetap terjaga meski tetap dalam kewaspadaan akibat masih belum berakhirnya pandemi COVID-19.
"Kebijakan relaksasi baik yang diinisiasi oleh OJK berupa pemberian relaksasi kredit bagi debitur terdampak COVID-19 maupun yang bekerjasama dengan pemerintah melalui pemberian subsidi bunga maupun penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) berjalan cukup efektif di Provinsi Lampung," kata Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto dalam Forum Group Discussion (FGD) Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Bandarlampung, Senin,
Ia menyebutkan hal tersebut tercermin dari mulai kembali membaiknya penyaluran kredit oleh perbankan pada Juni 2020, yang diikuti dengan perbaikan kredit bermasalah.
Baca juga: Sri Mulyani: Pemerintah akan ubah alokasi Program PEN 2021
Menurutnya, meski pada triwulan III ini pertumbuhan ekonomi Lampung diproyeksi masih turun, namun pihaknya melihat ada perkembangan positif di sektor jasa keuangan, baik di perbankan dan sektor pembiayaan.
Bambang menjelaskan data 0JK Provinsi Lampung pada Semester l-2020 menunjukan, kredit perbankan pada awal masa pandemi COVID-19 yaitu ApriI-Mei 2020 sempat mengalami penurunan, yaitu masing-masing turun 0,14 persen pada April 2020 dan kembali menurun sebesar 1 persen pada Mei 2020.
Namun demikian, lanjutnya, sejalan dengan mulai diberlakukannya adaptasi kebiasaan baru dan beberapa program pemulihan ekonomi nasional, pada Juni 2020 penyaluran kredit perbankan kembali tumbuh positif meskipun masih relatif rendah yaitu 0,64 persen.
Baca juga: OJK: Restrukturisasi kredit ada peningkatan meski tak begitu besar
Pihaknya juga akan terus mengawal penerapan POJK 11 dan 14 khususnya di daerah, sehingga dapat effektif untuk mengungkit sektor-sektor usaha seperti pertanian, industri pengolahan dan perdagangan eceren serta tidak menutup kemungkinan untuk sektor pariwisata.
"Untuk menggerakkan secara masif pertumbuhan ini perlu adanya koordinasi antara pemerintah dan pemangku usaha, namun komando tetap mengedepankan protokol kesehatan COVID-19,” ujar Bambang Hermanto.
Sementara itu anggota Komisi XI DPR RI, Marwan Cik Hasan dalam kesempatan yang sama mengaku optimistis dengan komitmen bersama, Provinsi Lampung akan menjadi salah satu daerah di Indonesia yang terlebih dahulu pulih ekonominya, meskipun mungkin pertumbuhan ekonomi Lampung di triwulan III masih tumbuh negatif.
Menurut Marwan, optimisme itu muncul karena sektor utama pertumbuhan ekonomi di daerah ini ditopang sektor pertanian sebesar 30 persen, yang tidak terlalu terpengaruh dampak pandemi, kemudian ada sektor jasa dan perdagangan serta UMKM Lampung yang masih bisa dimaksimalkan dan status Lampung sebagai destinasi wisata baru.
Ia mengharapkan dengan adanya FGD ini mengumpulkan semua pemangku kepentingan terkait, meskipun mungkin nanti pada triwulan ketiga ekonomi Lampung tetap akan tumbuh negatif.
"Besar atau kecilnya juga kita tidak tahu, tetapi harapan kita Lampung bisa menjadi salah satu provinsi yang pulih ekonominya lebih dahulu dibandingkan provinsi lain di Indonesia," jelasnya.
Ia mengaku optimistis ekonomi Lampung akan pulih, karena 30 persen perekonomian Lampung ini ditopang oleh sektor pertanian dan bisa berjalan tanpa harus khawatir dengan protokol COVID-19, beda dengan transportasi dan perdagangan.
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020