• Beranda
  • Berita
  • Hasil survei, PMI lebih dikenal sebagai tempat donor darah

Hasil survei, PMI lebih dikenal sebagai tempat donor darah

18 September 2020 15:01 WIB
Hasil survei, PMI lebih dikenal sebagai tempat donor darah
Pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, dalam sesi berbagi via virtual 75 tahun PMI. (ANTARA/M Fikri Setiawan)
Lembaga survei Kedai Kopi dalam 'Survei PMI dan COVID-19' menyatakan bahwa Palang Merah Indonesia (PMI) lebih dikenal sebagai tempat untuk donor darah, jika dibanding dengan fungsi PMI lainnya.

Pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, dalam sesi berbagi via virtual 75 tahun PMI, Jumat, mengungkapkan bahwa dari hasil survei yang digelar pada pertengahan Juni lalu dengan 1.208 responden ini, masyarakat memang lebih mengenal PMI sebagai tempat donor darah.

Survei dilakukan untuk mengetahui persepsi publik terhadap PMI menyambut 75 tahun lembaga nirlaba itu yang diperingati pada Kamis (17/9). "Top of mind masyarakat masih tentang donor darah," ujar Hendri.

Pada survei tersebut, tercatat 69 persen responden yang pernah menghubungi PMI untuk keperluan donor darah. Kemudian, 14,4 persen untuk keperluan pengambilan atau pencarian darah, 4 persen untuk pengajuan bantuan atau kerja sama, dan 3,6 persen untuk keperluan CSR kantor atau perusahaan.

Baca juga: PMI imbau relawan aktif perbaharui pengetahuan tentang COVID-19

Baca juga: PMI gunakan 1.500 liter disinfektan di Kantor Wali Kota Jakarta Barat


Sementara, responden yang mengenal PMI sebagai tempat penanganan bencana dan relawan kemanusiaan relatif sedikit. Berkaca pada data survei tersebut, Hendri mengatakan PMI perlu melakukan komunikasi yang lebih intens untuk menyampaikan kegiatan-kegiatannya di luar donor darah kepada masyarakat.

"Citra sebagai organisasi donor darah tidak jelek. Tapi banyak kegiatan lain yang perlu dijelaskan ke masyarakat bahwa PMI tidak hanya donor darah," cetusnya.

Hendri menyebutkan, demi reputasi organisasi PMI, menurutnya, para relawan tidak perlu sungkan untuk menceritakan apa saja yang sudah dilakukan PMI kepada masyarakat.

"Misalnya cerita sewaktu ikut menangani COVID-19, ini cerita menarik yang akan didengar masyarakat. Saya yakin untuk yang pernah menangani bencana, ada banyak cerita juga yang bisa disampaikan," tutur Hendri.

Menurutnya, peringatan 75 tahun PMI juga bisa dijadikan momentum untuk menyampaikan apa saja yang pernah dilakukan PMI. Ia mengusulkan agar PMI memperbanyak kegiatan di kantor seperti pelatihan kerelawanan, sehingga tidak hanya fokus donor darah.*

Baca juga: Sekantong darah di tengah pandemi COVID-19

Baca juga: JK sebut PMI terus hadir di garda terdepan setiap bencana

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020