Perdana Menteri Mohamed Hussein Roble sedang dalam perjalanan untuk berbicara kepada massa tersebut di sebuah stadion di kota Galkayo yang terletak di bagian tengah Somalia, di mana banyak penduduk dan petugas keamanan telah berkumpul untuk menyambutnya sebelum ledakan terjadi, kata kantor keamanan negara setempat dalam sebuah unggahan di laman Facebooknya.
"Lebih dari 10 orang meninggal dunia dalam ledakan, termasuk tiga personel senior militer, para prajurit dan anggota masyarakat," kata seorang anggota militer, Mayor Mohamed Abdirahman, kepada Reuters dari Galkayo. Lebih dari 20 orang mengalami luka-luka, tambahnya.
Para pejabat militer senior di lokasi termasuk Jenderal Abdiasis Abdullahi Qooje yang merupakan komandan batalyon di Galmudug, menurut radio negara SONNA.
Dia mengatakan bahwa jumlah korban tewas mungkin bertambah. Kelompok Islamis Somalia yang bersekutu dengan al Qaeda, al Shabaab, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan mereka "menargetkan perdana menteri murtad yang mengunjungi kota."
Baca juga: Minibus di Somalia tabrak bom, enam tewas
Di antara mereka yang tewas, beberapa adalah lulusan Amerika Serikat, kata juru bicara operasi militer al Shabaab, Abdiasis Abu Musab, kepada Reuters.
Kelompok tersebut telah berupaya selama lebih dari satu dekade untuk menggulingkan pemerintah pusat Tanduk Afrika dan menetapkan aturannya sendiri berdasarkan interpretasi yang ketat atas hukum syariah.
Farah Ali, seorang penduduk Galkayo yang menyaksikan pemboman itu, mengatakan kepada Reuters dalam wawancara telepon bahwa stadion itu penuh dengan kerumunan orang sebelum ledakan terjadi.
"Saya menghitung tujuh orang tewas termasuk tentara dan warga sipil dan lebih dari selusin orang terluka," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bom bunuh diri hantam pos pemeriksaan di pelabuhan Somalia
Baca juga: Somalia: Wanita buta pelaku bom bunuh diri
Baca juga: Serangan udara AS di Somalia tewaskan 4 anggota al Shabaab
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020