Penipu seringkali mencatut nama perusahaan atau merk yang akrab di telinga masyarakat untuk menyebarkan phishing, yaitu tautan ke situs palsu untuk menjebak korban.
Biasanya, penipu mengiming-imingi hadiah dan meminta korban untuk mengklik tautan tersebut. Jika korban mengikuti petunjuk pelaku, dia akan diminta untuk mengirim sejumlah uang.
Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, serangan siber dari Januari hingga Agustus 2020 tercatat 189.937.542 kasus atau hampir lima kali dari tahun sebelumnya, dengan modus terbanyak phising.
Baca juga: Tips aman lindungi akun medsos
Merek air mineral AQUA yang sedang menggelar program undian #HatiHarusOptimis mengingatkan masyarakat cermat menerima informasi terkait undian, dan memberikan tips menghindari penipuan berkedok hadiah yang sering beredar ini.
Pengguna harus mengamati alamat situs sebelum mengklik tautan. Pastikan tautan yang diberikan adalah situs asli perusahaan yang memberi hadiah.
Tidak hanya keaslian situs, pengguna juga harus mencermati identitas pengirim pesan. Misalnya, jika menerima pesan lewat aplikasi pesan instan, yang mengatasnamakan sebuah perusahaan, cek media sosial tersebut untuk melihat apakah nomor tersebut memang resmi dari penyelenggara.
Baca juga: Tips menghindari kebocoran data saat liburan
Setelah mengecek identitas pengirim, konsumen perlu waspada jika pengirim pesan meminta data-data pribadi seperti nomor KTP dan alamat. Pada undian berhadian resmi, meminta data merupakan prosedur yang sering dilakukan untuk memverifikasi calon penerima hadiah.
Data yang diminta pada umumnya adalah nomor KTP atau SIM, alamat lengkap, nomor telepon dan bukti keikutsertaan undian berhadiah tersebut. Penyelenggara undian berhadiah yang resmi tidak akan meminta data-data perbankan, termasuk sandi ATM dan nomor kartu kredit, apalagi meminta konsumen mengirimkan sejumlah uang.
Paling penting, begitu menerima pengumuman menang undian, AQUA menyarankan konsumen untuk segera menghubungi layanan pelanggan yang resmi untuk memastikan kebenaran undian berhadiah tersebut.
Catat juga nama pelaku, nomor pengirim pesan dan waktu kejadian untuk mempermudah penyelenggara menyelidiki kebenaran informasi tersebut.
Baca juga: Tips keamanan siber saat konferensi virtual
Baca juga: "Work from Home", berikut beberapa tips untuk keamanan siber
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020