• Beranda
  • Berita
  • USAID SEA bantu 14 kawasan konservasi air di timur Indonesia

USAID SEA bantu 14 kawasan konservasi air di timur Indonesia

17 Februari 2021 19:26 WIB
USAID SEA bantu 14 kawasan konservasi air di timur Indonesia
Kepala DKP Malut, Buyung Radjiloen saat menyampaikan materi dalam pengembangan konservasi perairan USAID Indonesia melalui Proyek Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) di Ternate, Jumat (Abdul Fatah)
Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui program "Sustainable Ecosystem Advanced" (SEA) membantu upaya Indonesia membentuk 14 kawasan konservasi air di daerah timur, yaitu Provinsi Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat, serta memberdayakan nelayan di daerah tersebut.

Pemerintah AS, lewat program USAID SEA, telah mengucurkan dana sekitar 32 juta dolar (sekitar Rp448 miliar) untuk melestarikan ekosistem laut di daerah timur Indonesia, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia serta pemerintah daerah.

"Pada tanggal 17 Februari 2021, Pemerintah Amerika Serikat bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merayakan keberhasilan upaya konservasi laut dan perikanan berkelanjutan yang dicapai melalui program USAID SEA," kata Kedutaan Besar Amerika Serikat sebagaimana dikutip dari pernyataan tertulisnya, Rabu.

Program USAID SEA, yang berlangsung selama lima tahun sejak 2016, turut berkontribusi pada target Pemerintah Indonesia yang berencana membangun 30 juta hektare kawasan konservasi perairan sampai 2030. Selama lima tahun, USAID SEA, KKP, dan pemerintah daerah telah membentuk 14 kawasan konservasi perairan seluas 1,6 juta hektare.

"Sebagai negara kepulauan, komitmen Indonesia untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut dan memajukan perikanan berkelanjutan adalah landasan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan," kata Direktur USAID Ryan Washburn mengomentari pencapaian program SEA sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Kedubes AS.

Ia menambahkan Pemerintah AS, diwakili oleh USAID, "merasa gembira dapat mendukung Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan yang sangat penting ini," terang Kedubes AS.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar, sebagaimana dikutip dari keterangan yang sama, mengatakan bantuan yang diberikan USAID lewat program SEA telah mendukung misi KKP mencapai kedaulatan dan pelestarian laut Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan ketahanan pangan.

"Kami menghargai bantuan luar biasa dari program USAID SEA melalui rangkaian kegiatan strategis di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia. Berbagai kegiatan, pelatihan, dan inovasi USAID SEA akan membantu keberlanjutan program kami di dalam pengelolaan kelautan dan perikanan dengan berbagai pemangku kepentingan di masa depan," terang Antam.

Beberapa kegiatan yang dilakukan lewat program SEA, di antaranya perbaikan tata ruang laut, penguatan tata kelola perikanan skala kecil, dan penegakan hukum maritim untuk menindak dan mencegah aksi tangkap ikan ilegal (IUU Fishing).

Untuk rencana tata ruang laut, SEA membantu penguatan rencana tata ruang laut seluas 17 hektare di Papua Barat, Maluku, dan Maluku Tengah. "Rencana tata ruang ini mendukung keberlanjutan pembangunan ekonomi dan melindungi habitat laut yang penting," terang USAID sebagaimana dikutip dari keterangan pers yang sama.

Sementara itu, terkait pemberdayaan kelompok nelayan, USAID SEA juga membantu menambah pendapatan para penangkap ikan dan meningkatkan standar perikanan berkelanjutan melalui sertifikasi Fair Trade, yaitu mekanisme perdagangan yang adil.

"Hasilnya 350 nelayan mendapat premi senilai hampir 80.000 dolar AS (sekitar Rp1,12 miliar) pada tahun 2020 yang diinvestasikan dalam bentuk inisiatif berkelanjutan di masyarakat," sebut USAID.

Kegiatan lain yang dilakukan dalam program SEA, di antaranya menganalisis efektivitas kawasan konservasi perairan sebagai upaya melindungi ekosistem terumbu karang dan biomassa ikan.

Hasil analisis para ahli USAID SEA menunjukkan kondisi terumbu karang dan biomassa ikan di lebih dari separuh kawasan konservasi perairan pada periode 2017-2020 masih relatif stabil. Kondisi itu memungkinkan adanya pemulihan terhadap ekosistem laut dan meningkatkan stok ikan yang jadi sumber mata pencaharian masyarakat pesisir.

Walaupun demikian, USAID berpendapat kerja konservasi itu masih harus berlanjut.

"Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Setiap tindakan yang kita lakukan ke depan dapat berkontribusi untuk tujuan kita bersama, yaitu masyarakat yang sehat, ekosistem sehat, dan Bumi yang sehat untuk generasi mendatang," kata Direktur USAID Washburn.

Baca juga: ESDM-USAID peringati 5 tahun kemitraan energi bersih berkelanjutan
Baca juga: Kuliah umum pengembangan konservasi perairan digelar USAID-KKP Malut
Baca juga: USAID tingkatkan anggaran untuk program pembangunan di Indonesia

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021