Wali Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Rahma memberi perhatian atas kasus bayi usia di bawah lima tahun (balita) anak seorang loper koran bernama Putri Aisyah (2,5) penderita penyakit tumor mata dengan bantuan mengakomodasi pembuatan kartu BPJS Kesehatan.Walaupun BPJS baru akan diproses, tetapi pengobatan mata harus segera dilakukan. Pemerintah akan membantu sampai Putri sembuh dari penyakitnya
"Pemkot melalui Dinas Kesehatan akan membantu dengan membiayai pengobatan Putri sampai sembuh," katanya di Tanjungpiang, Sabtu.
Pada Jumat (12/3) 2021 Wali Kota Rahma berkunjung ke kediaman Putri dan orang tuanya di Perumahan Bumi Air Raja Blok G Nomor 253 setelah viralnya peristiwa itu di media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Wali Kota menyatakan Pemkot Tanjungpinag telah mengakomodasi untuk memroses pembuatan kartu BPJS Kesehatan, karena Putri belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
"Walaupun BPJS baru akan diproses, tetapi pengobatan mata harus segera dilakukan. Pemerintah akan membantu sampai Putri sembuh dari penyakitnya," katanya.
Pemkot, kata dia, turut membantu melunasi iuran BPJS orang tua Putri yang masih menunggak agar bila sewaktu-waktu sakit dapat dipergunakan.
Dinas Kesehatan pun langsung membawa Putri ke Klinik Mata Smaco untuk diperiksa penyakitnya.
"Dengan begitu dapat dietahui tindakan apa yang dapat segera dilakukan untuk kesembuhan Putri," kata Rahma.
Putri Aisyah, anak dari pasangan Sukateman dan Andreani itu divonis menderita penyakit tumor mata.
Ayah Putri, Suakteman menjelaskan saat lahir kondisi mata anaknya normal, sama seperti anak-anak pada umumnya.
Namun, beberapa pekan setelahnya terdapat benjolan kecil di sebelah mata kiri Putri. Merasa khawatir, Sukateman sempat membawa dan mengecek anaknya ke RSUD Raja Ahmad Thabib Kepri.
Baca juga: Banyak nakes positif COVID-19, rumah sakit di Kepri diminta waspada
Baca juga: Kemensos nonaktifkan 7.000 peserta BPJS Kesehatan Tanjungpinang
Saat itu dokter belum dapat mendeteksi benjolan tersebut, karena usia Putri yang masih kecil. Dokter hanya memberikan obat tetes untuk mata Putri.
"Sekitar sepekan terakhir ini bengkaknya makin besar, bahkan sudah menutupi bola mata," kata Sukateman.
Pria yang bekerja sebagai loper koran itu sudah berupaya untuk mengobati anaknya. Dokter menyarankan mata Putri harus segera dioperasi.
Akan tetapi, keluarga Sukateman tidak punya biaya ditambah Putri tidak punya kartu BPJS Kesehatan.
Sementara, dana yang dibutuhkan buat operasi mata Putri sekitar Rp18 juta.
"Sekarang mata anak saya keluar darah setiap pagi. Dia mulai rewel karena tak nyaman, apalagi saat hendak mandi," demikian Sukateman.
Baca juga: BPJS Kesehatan Tanjungpinang terlilit hutang Rp40,6 miliar
Baca juga: 25 balita di Tanjungpinang terinfeksi virus HIV
Baca juga: Wali Kota Tanjungpinang minta pemerintah kaji lagi kenaikan iuran BPJS
Pewarta: Ogen
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021