• Beranda
  • Berita
  • Presiden Minta Polri Tak Emosional Hadapi Kritik

Presiden Minta Polri Tak Emosional Hadapi Kritik

6 Juli 2010 12:17 WIB
Presiden Minta Polri Tak Emosional Hadapi Kritik
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau Kepolisian Negara Republik Indonesia agar tetap tenang dan tidak emosional menghadapi berbagai kritik dan kecaman dari masyarakat.

Dalam pidatonya pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-64 Polri di halaman Gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Selasa, Presiden menilai kritik dan kecaman dari masyarakat kepada Polri tidak sepenuhnya benar.

"Khusus menanggapi kritik masyarakat terhadap Polri yang terjadi akhir-akhir ini, saya meminta segenap keluarga besar Polri untuk tetap tenang, berpikirlah secara rasional dan tidak perlu emosional," ujarnya.

Sejak 2005, menurut Presiden, dirinya telah menerima jutaan pesan pendek dari masyarakat yang menyampaikan kritik, kecaman, aduan, dan bahkan hujatan kepada Polri.

Setelah ditelaah, lanjut dia, sebagian memang benar, namun sebagian lagi tidak benar karena kekurangan informasi, dilebih-lebihkan, atau faktor-faktor lain yang jauh dari objektivitas.

"Dengan posisi itu, maka saya berharap langkah-langkah saudara dalam menghadapi kritik atau kecaman dari masyarakat itu jangan gentar. Saya pun sebagai Presiden juga mendapat kritikan dan kecaman," katanya.

Presiden meminta Polri melakukan identifikasi terhadap berbagai kritik yang datang dari masyarakat. Apabila kritik itu benar, maka Polri ikhlas menerima dan melakukan perbaikan.

Namun, apabila tidak benar, maka Polri memberikan penjelasan kepada publik dengan cara paling efektif.

"Saya tahu tidak selalu penjelasan saudara yang lengkap itu bisa diliput secara utuh oleh media massa. Ulangi lagi atau pilih wahana lain," ujarnya.

Apabila Polri telah melakukan pembenahan atau penjelasan atas kritikan masyarakat, Presiden mengatakan, maka langkah selanjutnya adalah tetap meneruskan tugas-tugas menjaga ketertiban umum dan penegakan hukum yang tidak bisa tertunda.

"Itu resep satu-satunya menghadapi berbagai kritik, hujatan, kecaman kepada Polri ini," ujar Presiden.

Ia mencontohkan resep serupa telah dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sepuluh tahun lalu pascareformasi ketika menerima banyak kecaman dan hujatan dari masyarakat.

"Setelah melakukan koreksi, perbaikan, TNI bisa menunjukkan pengabdian yang lebih baik. Saya yakin Polri di tengah-tengah prestasi menerima kritik dan kritik itu dibenarkan maka masa depan bertambah positif, cerah berjaya, tugas lebih berhasil," katanya.

Namun, Presiden juga mengingatkan agar hukum tidak di bawah jiwa korsa sehingga apabila ada anggota Polri melanggar hukum atau menyalahi kode etik harus tetap kena sanksi dan penyelesaiannya secara tuntas, profesional, transparan, sehingga masyarakat dan media massa juga dapat ikut memantau.

Sebaliknya, kata Presiden, apabila anggota Polri yang tidak bersalah, maka harus dilindungi dan dibersihkan nama baiknya. (D013/D007)


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010