"Berdirinya industri kaca di daerah Batang dan terbesar di Asia Tenggara dengan luas 40 hektare ini dapat menjadi angin segar bagi para pencari kerja akibat PHK di masa pandemi COVID-19," kata La Nyalla di sela-sela masa reses di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Ia menyebutkan banyaknya perusahaan yang akan membuka pabrik di Batang juga bisa menjadi kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia sehingga perlu bibit unggul agar Indonesia siap dengan SDM berkualitas, khususnya di bidang industri perpabrikan.
Ia menyebut industri yang akan direalisasikan pada bulan Mei 2021 itu akan dilakukan KCC Glass Corporation, perusahaan Korea Selatan dengan nilai investasi sebesar Rp5 triliun.
KCC Glass Corporation akan memanfaatkan lahan seluas 47 hektare yang pembangunannya akan dilakukan dalam dua tahap. Untuk tahap pertama dilakukan di lahan seluas 28 ha.
Industri ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.500 orang.
Baca juga: Ketua DPD RI harapkan bimtek tingkatkan kualitas SDM desa
Buat wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Timur itu, hal ini merupakan peluang bagi tenaga kerja Indonesia.
"Yang terpenting adalah penyerapan tenaga lokal lebih diutamakan, dan kebutuhan tenaga terampil dan terdidik pun harus terserap dengan maksimal," ujarnya.
La Nyalla pun memastikan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak kalah dengan tenaga terampil dan pengawas dari luar negeri.
"Kita harus ubah mindset selama ini kalau tenaga kerja asing (TKA) lebih baik dari tenaga kerja kita sendiri. SDM kita banyak sekali yang berkualitas, maka tenaga terampil dan pengawas sebaiknya dari tenaga lokal. Jangan lagi tenaga terampil dan pengawas didatangkan dari TKA seperti yang selama ini terjadi. Dan atur itu menjadi sebuah kebijakan melalui regulasi yang baik," tambah lulusan Universitas Brawijaya Malang itu.
Rencananya, KCC Glass akan membangun pabrik di KIT Batang dalam 2 tahun. Karena produsen kaca Korea ini menargetkan beroperasi pada 2024.
Selain KCC, sejumlah perusahaan internasional lainnya juga akan membuka pabrik di KIT Batang dalam waktu dekat. Di antaranya LG Chem dan Wavin B.V atau produsen pipa plastik asal Belanda.
KIT Batang menargetkan dua atau tiga perusahaan akan melakukan ground breaking di kawasan seluas 4.300 Ha tersebut.
Ia berharap sekolah-sekolah vocasional diharapkan mempersiapkan calon tenaga kerja yang terampil di dunia industri.
"Sekolah harus lebih akrab dengan dunia industri, bila memungkinkan ada MoU antara sekolah dengan perusahaan yang membuka pabrik di Indonesia. Pemerintah bisa menjembatani," tuturnya.
Baca juga: Ketua DPD RI doakan kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan
Menurut La Nyalla, hadirnya pemain industri besar di tingkat internasional akan membuat daya saing Indonesia semakin tinggi.
Hal itu juga akan membantu perekonomian Indonesia. Apalagi roda ekonomi nasional sempat terhempas dampak pandemi Corona.
"Perusahaan-perusahaan besar yang masuk ke KIT Batang, termasuk investor dari Korea ini tentunya merupakan salah satu dari strategi pemulihan ekonomi nasional. Nantinya jika sudah beroperasi akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya, menegaskan.
Pewarta: A. Malik Ibrahim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021