Rencana jaminan sosial bagi tenaga pendidik di Sulsel tersebut diawali dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara BPJS Ketenagakerjaan dengan Dinas Pendidikan Sulsel di Makassar, Senin.
Baca juga: BPJAMSOSTEK bantu tempat ibadah cegah penyebaran COVID-19
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Prof Jufri mengatakan kerjasama ini sebagai wujud dalam mengimplementasikan instruksi Presiden terkait jaminan sosial bagi tenaga kerja non ASN yang sebelumnya telah ditindaklanjuti pula oleh Pemerintah Provinsi Sulsel.
"Tidak lagi secara bertahap, tetapi harus kita lindungi semua, apalagi tenaga pendidik kita yang berada di wilayah remote area atau 3T (terdepan, tertinggal dan terluar)," katanya.
Baca juga: 1.000 lebih pegawai non-ASN di Mataram belum terlindungi BPJAMSOSTEK
Ribuan tenaga pendidik non ASN ini rencananya akan dilindungi dua program BPJAMSOSTEK, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm). Sebagai pekerja penerima upah, maka setiap orang akan dikenakan iuran Rp10.800 per bulan.
Prof Jufri mengatakan bahwa pembayaran iuran ini untuk tahun 2021 akan dilakukan oleh individu masing-masing sembari melakukan kajian bersama OPD terkait untuk menganggarkan jaminan sosial bagi tenaga non ASN di ruang lingkup Pemprov Sulsel pada 2022.
Baca juga: BPJAMSOSTEK Banjarmasin beri perlindungan 250 peserta magang
Lebih Jauh, Prof Jufri menyebut bahwa 11.000 tenaga honorer ini dibagi atas dua, yakni sekitar 3.600 orang dibiayai APBD Sulsel dan selebihnya diupah melalui dana BOS (bantuan operasional sekolah).
Sementara pada aturan pemberian jaminan sosial, para tenaga kerja harus memperoleh jaminan sosial dari pihak yang mempekerjakannya.
"Maka dari itu, kami akan bicarakan ini lebih lanjut, termasuk kepada pihak sekolah swasta dan pihak yayasan sekolah," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Hendrayanto selaku Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makasssar mengemukakan bahwa jaminan sosial yang ditawarkan untuk memberikan perlindungan bagi para guru agar tetap merasa aman dan nyaman selama bekerja.
"Kita lihat masih banyak guru yang ditugaskan di pelosok dan memiliki resiko tinggi dalam menjalankan tugasnya, dan inilah yang harus kita lindungi," ujarnya.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021