Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FKPPPK) akan terus memperluas sumber pembiayaan bagi perekonomian Indonesia.Tidak hanya dari kredit, tapi terutama juga dari penerbitan sekuritas, surat-surat berharga jangka panjang, maupun jangka pendek
"Tidak hanya dari kredit, tapi terutama juga dari penerbitan sekuritas, surat-surat berharga jangka panjang, maupun jangka pendek," tegas Perry dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, perluasan sumber pembiayaan tersebut, tidak hanya melibatkan Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), tetapi juga surat berharga komersial dan transaksi pasar uang, termasuk lindung nilai atau Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).
Baca juga: BI: Investor ritel diperlukan untuk antisipasi dampak tapering Fed
Oleh karena itu, FKPPPK yang terdiri dari BI, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan terus melakukan harmonisasi pengaturan, ketentuan dan kebijakan terkait pembiayaan dari pasar keuangan.
Dengan demikian, ia memastikan terjadi sinergi dari keempat lembaga tersebut yang semakin cepat dan semakin mendukung pengembangan pasar uang domestik.
Perry juga menuturkan integrasi dari infrastruktur pasar uang maupun pasar modal nantinya akan terus dibangun agar menjadi pondasi bagi sumber pembiayaan yang makin kuat kedepannya.
Integrasi infrastruktur pasar uang dan pasar modal ini juga bisa mendorong pasar keuangan Indonesia lebih dalam, lebih efisien, dan lebih menjadi bagian dari reformasi struktural Indonesia maju.
Baca juga: BI-Bank Negara Malaysia perkuat penggunaan rupiah-ringgit
"Terutama juga untuk perluasan basis investor di Tanah Air," kata Perry.
BI, kata Perry, terus mendukung perluasan sumber pembiayaan untuk investasi di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing. Berbagai produk untuk repo maupun DNDF terus diperkaya, hingga pembangunan infrastruktur pasar uang Electronic Trading Platform (ETV).
"Insya Allah kami juga akan menghadirkan lembaga Central Counterparty (CCP) untuk derivatif dengan underlying SBN maupun yang berkualitas lainnya," ungkap Perry.
Baca juga: BI ungkap sektor yang siap mendukung pertumbuhan kredit pada 2021
Baca juga: BI perkirakan Bank Sentral AS mulai lakukan tapering pada awal 2022
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021