• Beranda
  • Berita
  • UNDP bangun kembali tampat pembuangan akhir pascagempa Palu

UNDP bangun kembali tampat pembuangan akhir pascagempa Palu

13 September 2021 13:25 WIB
UNDP bangun kembali tampat pembuangan akhir pascagempa Palu
Salah seorang pemulung melintas di depan sumur penampung gas metan untuk energi pembangkit listrik tenaga biogas sebagai salah satu area terlarang menggunakan telepon seluler dan menyalakan api, di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Kamis (22/8/2019). ANTARA/Moh Ridwan

air limbah sampah telah melalui proses netralisasi tidak membahayakan lingkungan

United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB membangun kembali sejumlah fasilitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang rusak akibat dampak bencana alam pascagempa Palu, Sulawesi Tengah.
 
"Pembangunan fasilitas TPA Kawatuna Palu menggunakan dana Bank Dunia yang ditangani oleh UNDP dan saat ini masih dalam proses tender," kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu Firman yang ditemui, di Palu, Senin.
 
Ia menjelaskan UNDP akan melakukan kegiatan konstruksi terhadap kolam penampung sampah di zona tiga TPA Kawatuna yang mengalami kerusakan akibat dampak gempa 28 September 2018.
 
Luas areal rehabilitasi konstruksi kurang lebih 1,3 hektare, dengan metode pembangunan menggunakan sistem Sanitary Landfill atau pola pembuangan sampah ditumpuk pada satu lokasi yang cekung kemudian di padatkan lalu ditimbun dengan tanah supaya tidak menimbulkan bau menyengat dan permasalahan sosial lainnya.
 
"Mengingat TPA zona dua sudah mulai over kapasitas, maka zona tiga perlu difungsikan kembali, termasuk kegiatan rehabilitasi di dalamnya pembangunan jembatan timbang untuk mengukur muatan armada kebersihan," papar Firman.

Baca juga: Hari Habitat Dunia dipusatkan di TPA Kawatuna

Baca juga: Gas metan di TPA berpotensi jadi energi listrik Palu

 
Para pemulung sedang mengais barang-barang bekas tertentu di Tenpat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (22/8/2019). ANTARA/Moh Ridwan
Kegiatan konstruksi, diperkirakan mulai pada akhir 2021 atau paling lambat awal 2022, yang mana kegiatan ini merupakan bagian dari upaya percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
 
Penggunaan sistem Sanitary Landfill, katanya, sangat efektif diterapkan karena dapat menetralisir air limbah yang ditimbulkan sampah sebelum di lepas ke saluran tertentu.
 
Bahkan, air limbah sampah yang telah melalui proses netralisasi tidak membahayakan lingkungan, justru dapat membantu menyuburkan tanaman.
"UNDP tentunya sudah mempertimbangkan aspek lingkungan sosialnya, karena TPA Kawatuna berdekatan dengan kawasan pemukiman warga," ujar Firman.
 
Ia mengemukakan, kehadiran UNDP memfasilitasi pembangunan sarana pendukung TPA sangat membantu Pemerintah Kota Palu dalam upaya pemulihan pascagempa, tsunami dan likuefaksi yang melanda Palu dan sekitarnya.
 
"Pemulihan bencana perlu keterlibatan para pihak. Apa lagi di tengah pandemi COVID-19 saat ini, tentunya konsentrasi pemerintah terbagi," demikian Firman.

Baca juga: Pemerintah Palu harus tingkatkan penanganan sampah

Baca juga: Bantaran Sungai Palu jadi tempat sampah raksasa

 

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021