Selain itu, mereka juga sedang mengerjakan alat yang dapat membantu orang tua menjaga para remaja agar tetap aman selama menggunakan aplikasi.
Mengutip Reuters, Jumat, pengumuman itu muncul setelah adanya peringatan dari Drug Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat bahwa telah terjadi peningkatan penggunaan pil dengan resep palsu yang mengandung fentanyl dan metamfetamin yang sering dijual di media sosial dan situs e-commerce.
Kepala DEA Anne Milgrim mengatakan, upaya yang dilakukan perusahaan media sosial belum cukup untuk menghentikan masalah tersebut.
Snap, yang musim panas ini menghadapi protes dari orang tua yang anaknya meninggal setelah minum pil palsu, mengatakan pihaknya pada tahun lalu telah membuat tim untuk menangani permintaan penegakan hukum.
Selain itu, perusahaan tersebut juga bekerja untuk meningkatkan kemampuan deteksi agar dapat menghapus akun para pengedar narkoba di aplikasi.
"Kami telah mendengar cerita dari keluarga yang terkena krisis ini termasuk kasus di mana pil palsu yang dicampur fentanyl dibeli dari pengedar narkoba di Snapchat. Kami akan bekerja tanpa lelah dan lebih baik untuk menjaga komunitas kami tetap aman," kata pihak Snap.
Snap mengatakan, pihaknya juga telah mengembangkan kampanye iklan video dan filter baru untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya fentanyl dan pil palsu.
Baca juga: Snapchat punya lensa khusus Hari Batik
Baca juga: Zynga umumkan ReVamp, game muslihat multipemain pertama untuk Snapchat
Baca juga: Dipakai untuk pamer kecepatan, Snapchat hapus "speed filter"
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021