"Saat ini kita harus lakukan transformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern karena produktivitasnya sangat tinggi," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam webinar "Cipta Pertanian Berkelanjutan Bersama Pemuda" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Dedi mengatakan, pengelolaan pertanian secara modern diperlukan guna mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri.
Kata dia, pertanian tradisional yang menghasilkan produktivitas rendah tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pangan lebih dari 272 juta jiwa penduduk Indonesia.
Oleh karena itu, Kementan mendorong pertanian modern yang berbasis inovasi teknologi.
Dedi menjelaskan, sejumlah keuntungan inovasi teknologi di bidang pertanian antara lain menggenjot produktivitas, meningkatkan kualitas produk pertanian, menekan biaya produksi, hingga menjamin keberlanjutan produk pertanian.
Adapun produk-produk unggulan hasil inovasi teknologi pertanian di antaranya produk-produk bio sains dan hasil riset dari ilmu hayati, sehingga menghasilkan varietas-varietas yang berpotensi menghasilkan produk kualitas tinggi.
"Inovasinya termasuk yang berbasis Internet of Things (IoT), yang dilakukan oleh manusia cepat tanggap dan cepat adaptif yaitu para petani muda," ujarnya.
Dedi menambahkan, para petani-petani muda diharapkan mampu menerapkan pertanian berbasis teknologi tersebut.
Ia menilai para petani muda sangat potensial untuk menguasai dan mengimplementasikan pertanian secara modern agar dapat memberikan nilai tambah pada produk pertanian.
Baca juga: Lembaga internasional apresiasi pertanian modern Indonesia
Baca juga: Kementan siapkan pertanian modern melalui "smart green house"
Baca juga: Di Hari tani, Mentan ajak kepala daerah akselerasi pertanian modern
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021