• Beranda
  • Berita
  • Tersangka korupsi di Bengkulu kembalikan kerugian negara Rp416 juta

Tersangka korupsi di Bengkulu kembalikan kerugian negara Rp416 juta

29 Oktober 2021 15:41 WIB
Tersangka korupsi di Bengkulu kembalikan kerugian negara Rp416 juta
Tersangka korupsi dana pemberdayaan tenaga kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Begkulu Tengah MH mengembalikan kerugian negara. ANTARA/Anggi Mayasari

Pengembalian kerugian negara akan menjadi pertimbangan bagi jaksa dalam menetapkan tuntutan.

Mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bengkulu Tengah MH, tersangka kasus dugaan korupsi dana pemberdayaan tenaga kerja bersumber dari APBN tahun anggaran 2019, mengembalikan uang kerugian negara sebesar Rp416 juta.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Benteng Tri Widodo diwakili Kasi Intel Septeddy Endra Wijaya menyebutkan bahwa tersangka MH dan dua tersangka lainnya yaitu EE, mantan Kabid, dan AA, mantan Kasi Disnakertrans Kabupaten Bengkulu telah mengembalikan kerugian negara.

"Berdasarkan berita acara dan hasil penghitungan BPKP, terdapat kerugian negara dalam perkara ini dengan total Rp416 juta dan semuanya sudah dikembalikan oleh ketiganya. Sementara uang ini dititipkan ke Kejari Bengkulu Tengah," kata Septeddy, di Bengkulu, Jumat.

Ia menambahkan bahwa meskipun uang negara tersebut dikembalikan, bukan berarti tindak pidana ketiga tersangka yang saat ini sedang berjalan dihapuskan.

Hanya saja, kata dia lagi. pengembalian kerugian negara itu akan menjadi pertimbangan bagi jaksa penuntut umum (JPU) dalam menetapkan tuntutan.

"Saat ini penyidik dalam proses penyempurnaan berkas untuk kemudian dilimpahkan ke jaksa, agar diperiksa apakah ada kekurangan secara materiil maupun formil, jika sudah tidak ada kekurangan akan dilimpahkan ke pengadilan," ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil penyidikan terdapat dana APBN yang seharusnya dipergunakan untuk program penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja dan pembangunan infrastruktur dengan anggaran mencapai Rp1 miliar lebih.

Namun berdasarkan hasil pengecekan dengan meminta bantuan dari tim teknis Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang (PUPR) Benteng, untuk jalan padat karya ditemukan adanya kekurangan volume dan ketidaksesuaian material pada Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

Selanjutnya, untuk pemberdayaan berupa tenaga kerja mandiri pola pendampingan diketahui seharusnya dilakukan pelatihan sebanyak 3 kali, namun kenyataan di lapangan hanya dilaksanakan 1 kali, sehingga ditemukan selisih uang transport peserta. 
Baca juga: Tersangka pemilik travel umrah di Aceh bersedia kembalikan uang jamaah
Baca juga: Tersangka korupsi pengadaan buku Supiori kembalikan uang Rp500 juta

 

Pewarta: Helti Marini S
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021