Kepala Bidang Penataan Hukum Lingkungan DLH Jabar A Budhiyanto menuturkan hasil laboratorium tersebut akan menjadi dasar mengidentifikasi lebih lanjut pencemaran Kali Rasmi.
"Sekarang sedang menunggu hasil laboratorium. Sedangkan Kali Rasmi sendiri, berdasarkan informasi dari Pemda Kabupaten Bekasi merupakan saluran irigasi. Kami juga terus berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Bekasi melalui DLH Kabupaten Bekasi," kata Budhiyanto, di Bandunng, Sabtu.
Budhiyanto menjelaskan sampel air Kali Rasmi sesuai informasi dari DLH Kabupaten Bekasi diambil dari tiga titik, yaitu hulu (titik intrusi awal aliran Kali Cilemah Abang yang mengalir ke saluran irigasi Kali Rasmi), tengah (antara hulu-pintu air), dan setelah pintu air.
Baca juga: Penataan Kali Cakung di Bekasi terkendala pembebasan lahan
Baca juga: KP2C: Waspadai luapan Kali Bekasi malam ini
Menurut Budhiyanto, pengambilan ketiga sampel itu dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan air sekaligus titik start pencemaran Kali Rasmi. Hasil laboratorium menjadi penting mengingat untuk membuktikan pencemaran air harus memiliki bukti ilmiah.
"Bentukan yang masuk ke Kali Rasmi itu busa. Orang awam melihat seperti busa deterjen. Bisa saja karena limbah dari industri atau limbah domestik. Tapi untuk menentukan hal tersebut harus menunggu terlebih dahulu hasil menunggu hasil laboratorium," ujarnya.
Selain itu, kata Budhiyanto, DLH Jabar sudah mengukur kadar oksigen air Kali Rasmi.
"Kemarin Laboratorium Lingkungan Hidup DLH Jabar sudah mengambil sampel dari sebelum dan sesudah jembatan. Kemarin kadar oksigen di dalam air sudah diukur. Sebelum jembatan itu kadar oksigen 1,61 mg/l. Sedangkan setelah jembatan 0,81 mg/l," katanya.
Sebelumnya, Kali Rasmi ramai diperbincangkan karena fenomena busa mirip awan. Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun langsung meninjau Kali Rasmi pada Selasa (9/11).
Dalam peninjauan Gubernur minta warga khususnya anak-anak muda dilibatkan dalam tim patroli sungai untuk memantau pencemaran di Kali Rasmi.*
Baca juga: Sampah Kali Busa berasal dari hulu sungai
Baca juga: Tim Biawak Bekasi angkut 50 ton sampah Kali Busa
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021