Kemitraan bilateral kami dengan Indonesia adalah kemitraan penting yang didukung dengan hubungan diplomatik selama lebih dari 60 tahun
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta telah mengakhiri kunjungan tiga hari ke Indonesia untuk menguatkan kembali keterlibatan Selandia Baru di kawasan Indo-Pasifik.
Selama berada di Jakarta, ia telah melangsungkan pertemuan dengan mitra utama di Indonesia dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yaitu dengan Presiden Joko Widodo, Menlu RI Retno Marsudi, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi.
“Kemitraan bilateral kami dengan Indonesia adalah kemitraan penting yang didukung dengan hubungan diplomatik selama lebih dari 60 tahun. Kami berkomitmen pada pendekatan bersama dan memastikan kawasan Indo-Pasifik tetap stabil, terbuka, dan sejahtera,” kata Nanaia Mahuta dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta, Rabu.
Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, Mahuta menyampaikan terima kasih atas dukungan dan partisipasi Indonesia selama APEC 2021 yang dipimpin oleh Selandia Baru dan ia menyatakan harapan terbaiknya bagi presidensi Indonesia di G20 tahun depan.
Baca juga: RI-Selandia Baru bangun kemitraan di bidang transisi energi
Sementara dengan Menlu Retno, Mahuta telah melakukan diskusi yang sangat produktif tentang berbagai isu, termasuk respons terhadap COVID-19 dan pemulihan ekonomi, perubahan iklim, membangun ketahanan di Pasifik, dan pentingnya sistem multilateral berbasis aturan.
“Sebagai bagian dari kemitraan ini, saya juga menyampaikan ke Menteri Marsudi kemarin bahwa Selandia Baru akan memberikan 6 juta dolar Selandia Baru (sekitar Rp59,9 miliar) kepada Global Green Growth Institute, untuk mendukung transisi Indonesia ke energi terbarukan,” kata Mahuta.
Kunjungan Menteri Mahuta juga berfokus pada kemitraan Selandia Baru dengan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam hal ini, Menteri Mahuta juga memberikan pidato virtual melalui Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang menyoroti pentingnya kawasan yang damai, sejahtera, dan stabil.
Baca juga: Indonesia terima 684.400 dosis vaksin COVID-19 dari Selandia Baru
“Sejak didirikan, ASEAN memegang peran yang penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan kita. Karena kawasan Indo-Pasifik terus bergulat dengan berbagai tantangan geopolitik, kesehatan, dan ekonomi. Oleh karena itu, kemitraan kami dengan ASEAN menjadi lebih penting dari sebelumnya,” kata tutur dia.
Selandia Baru menyatakan dukungan atas pembentukan ASEAN Center for Climate Change yang baru, yang diharapkan dapat berperan dalam merespons perubahan iklim regional.
Negara itu juga mempertimbangkan investasinya di kawasan tersebut selama empat tahun ke depan dari sumber pendanaan global Selandia Baru yang terkini yaitu pendanaan perubahan iklim senilai 1,3 miliar dolar Selandia Baru (hampir Rp13 triliun).
Pendanaan tambahan sebesar 3,6 juta dolar Selandia Baru (sekitar Rp35,9 miliar) juga telah diumumkan untuk Pusat Bantuan Kemanusiaan ASEAN guna memperkuat program pengembangan profesional ASEAN, serta dukungan untuk melatih pejabat ASEAN tentang kejahatan transnasional dan keamanan maritim, serta perdagangan.
Baca juga: Presiden Jokowi beri hadiah noken Papua kepada Menlu Selandia Baru
Baca juga: Indonesia, Selandia Baru tegaskan pentingnya kesetaraan akses vaksin
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021