• Beranda
  • Berita
  • KSP turut prakarsai pembentukan ekosistem industri garmen di Semarang

KSP turut prakarsai pembentukan ekosistem industri garmen di Semarang

19 November 2021 09:35 WIB
KSP turut prakarsai pembentukan ekosistem industri garmen di Semarang
Tim Tenaga Ahli KSP melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) bersama jajaran Pemprov Jateng, pelaku industri garmen, dan kementerian/lembaga terkait, Kamis (18/11/2021), untuk menginisiasi pembentukan ekosistem industri garmen dengan pendidikan vokasi di Semarang Raya, Jawa Tengah. ANTARA/HO-KSP/am.
Kantor Staf Presiden bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memprakarsai pembentukan ekosistem industri garmen di Semarang, Jawa Tengah, untuk meningkatkan kesesuaian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan dunia industri.

“Pendidikan vokasi, yang terdiri dari 17 ribu lembaga pelatihan, 14 ribu SMK, dan 2.200 politeknik, perlu menjadi perhatian bersama untuk ditingkatkan kualitasnya, karena banyak lulusannya yang tidak terserap pasar kerja,” kata Tenaga Ahli Utama KSP Agung Hardjono, dalam acara koordinasi pembentukan ekosistem industri garmen di Semarang, Kamis (18/11), sebagaimana siaran pers KSP, Jumat.

Dia menyampaikan, hal tersebut bukan tanpa dasar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, dari 139,81 juta angkatan kerja, tingkat pengangguran terbuka tercatat sekitar 9,77 juta dan sebanyak 21,63 persen diantaranya merupakan lulusan vokasi.

Untuk mendorong terwujudnya ekosistem industri garmen di Semarang, KSP pun menggandeng Pemprov Jawa Tengah, kementerian/lembaga terkait, 10 industri garmen di Semarang Raya, dan Better Work Indonesia (BWI) yang menghubungkan industri garmen dan SMK.

Baca juga: KSP apresiasi inovasi pendidikan vokasi di Semarang
Baca juga: Moeldoko tekankan solidaritas masyarakat modal kalahkan pandemi
Baca juga: KSP sebut birokrasi dan politik tidak boleh hambat repatriasi HAM


“Mengingat masing-masing pihak memiliki keterbatasan baik sumber daya dan anggaran yang tersedia untuk merevitalisasi diklat vokasi binaannya, maka dalam rangka mengoptimalkan sumber daya, dibutuhkan kerja sama lintas institusi,” lanjut Agung.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, pada Maret lalu menggaungkan konsep "8+i Link and Match" yang diharapkan memunculkan keselarasan yang menyeluruh dan mendalam antara SMK dengan dunia kerja, tidak sebatas hanya penandatanganan MoU.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Yuni Astuti berharap industri dan sekolah bisa menyatu dengan adanya dukungan KSP dan Kemendikbudristek.
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021