• Beranda
  • Berita
  • PHE Jambi Merang bina warga desa cegah karhutla dan pencurian minyak

PHE Jambi Merang bina warga desa cegah karhutla dan pencurian minyak

17 Desember 2021 23:00 WIB
PHE Jambi Merang bina warga desa cegah karhutla dan pencurian minyak
Field Manager PHM Jambi Merang Bambang Setijawan dalam sharing session secara virtual bertema "Cinta Bumi Tanggap Api, Kisah Inspirasi Mitra Binaan PHE Jambi Merang", Jumat (17/12/2021). ANTARA/Faisal Yunianto.
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang memberikan pembinaan dan mengedukasi warga di sekitar wilayah operasinya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan illegal tapping (pencurian minyak) melalui Program Desa Cinta Bumi Tanggap Api.

Field Manager PHE Jambi Merang Bambang Setijawan dalam sharing session secara virtual yang dikutip di Jakarta, Jumat, menceritakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang digelar di Desa Mendis, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan itu dirintis sejak 2017.

Menurut Bambang, program TJSL PHE Jambi Merang di Desa Mendis awalnya mendapat penolakan, khususnya terkait upaya penanggulangan karhutla. Saat itu, masyarakat membuka lahan perkebunan dengan membakar hutan. PHE Jambi Merang dan pemerintah desa mengajak masyarakat membentuk kelompok yang peduli terhadap bahaya bencana kebakaran, yaitu Kelompok Tanggap Api Desa Mendis (Ketan Adem).

"Dengan adanya Ketan Adem, praktik membakar seperti itu tidak ada lagi dan bisa diminimalkan," ujarnya dalam sharing session bertema "Cinta Bumi Tanggap Api, Kisah Inspirasi Mitra Binaan PHE Jambi Merang".

Baca juga: PHE Jambi Merang raih Proper Emas keempat kalinya

Bambang Setijawan menyebutkan keberhasilan di Desa Mendis dengan Desa Cinta Buminya sudah direplikasi di tempat lain, seperti sekolah plastik di Desa Sukajaya yang menerima Piala Adiwiyata dan akan berkompetisi lagi untuk meraih Adiwiyata tingkat provinsi. Ini merupakan kolaborasi dengan desa setempat.

Bambang mengatakan hal ini terkait dengan visi PHE Jambi Merang yang berbasis pada inovasi sosial dan teknologi menuju masyarakat mandiri yang cinta bumi. Sekarang pengelolaan Desa Cinta Bumi Tanggap Api sudah mandiri dan sepenuhnya dikelola Desa Mendis, yang awalnya dikelola PHE Jambi Merang.

“Kami tentu tidak melupakan core bisnis, tidak kemudian mencurahkan semuanya hanya untuk masalah TJSL. Kami harus ingat mengenai peran kita dalam core bisnis PHE Jambi Merang sebagai produsen migas,” ungkap Bambang.

Bambang mengatakan keunikan program Desa Cinta Bumi adalah memiliki unsur orisinil dan unik. Inovasi wisata dengan wahana baru menciptakan pasar wisata di desa dengan akses yang mudah, murah, menciptakan lapangan pekerjaan dan UMKM, memberikan manfaat bagi kelompok rentan seperti janda dan pengangguran.

“Pada 2021 ditambahkan lagi ada satu inovasi sosial yaitu membentuk organisasi baru untuk menangani masalah illegal tapping,” katanya.

Baca juga: Lampaui target, PHE Jambi Merang tuntaskan survei seismik 2D

Menurut Bambang, PHE Jambi Merang tidak hanya memproduksi migas tapi juga kondensat. Di sinilah peran dari Ketan Adem itu untuk mencegah illegal tapping.

Bersama sekuriti perusahaan, Ketan Adem mencegah terjadinya illegal tapping yang berpotensi menimbulkan tumpahan dan mencemari kebun dan embung yang akan merugikan Desa Mendis.

“Bagi perusahaan ini bisa mencemari lingkungan. Apabila ada indikasi kebocoran maka tim ini bertugas menyisir adanya kebocoran itu. dengan adanya tim ini illegal tapping bisa dikurangi,” katanya.

Baca juga: Dapat pasokan gas dari Jambi Merang, PGN perkuat layanan ke industri

Mitra binaan PHE Jambi Merang Tomy Yohana mengatakan perjalanan Kelompok Ketan Adem penuh perjuangan. Namun, pelan-pelan masyarakat dapat disadarkan bahwa bencana api tak hanya merugikan desa, namun asap kebakaran yang meluas pun amat merugikan. "Dampaknya sangat negatif apabila sudah terjadi kebakaran," ungkap Tomy.

Difasilitasi dan dididik oleh PHE Jambi Merang dan BPBD, anggota kelompok tersebut diperkenalkan dan diajari tentang standar prosedur operasi (SOP) penanganan karhutla. Hasilnya, kata dia, dari 2017 sampai saat ini tidak ada lagi karhutla di wilayah Desa Mendis.

Berkat keberhasilan menangani karhutla di Desa Mendis, Ketan Adem pernah meraih penghargaan desa inovasi dari Pemkab Musi Banyuasin. Ketan Adem pun mendapatkan bantuan berupa sarana prasarana penunjang seperti pompa pengendali kebakaran dan selang.

Program berlanjut dengan memanfaatkan embung sebagai kolam retensi dan penghijauan kawasan. Pada 2019, dilakukan revitalisasi embung dan pembukaan kawasan wisata dan wahana permainan air. Dalam program ini, Ketan Adem kembali dilibatkan sebagai rescue team.
 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021