Dua punggawa Liverpool yang membuat The Reds sangat maut ini akan mengambil peran sama vitalnya bagi kedua negara manakala Mesir berusaha memperbanyak trofi Piala Afrika yang dikoleksinya menjadi delapan trofi ketika saat bersamaan Senegal bernafsu menjuarai turnamen ini untuk pertama kalinya.
Pertandingan ini dimainkan di Stadion Olembe Yaounde, di mana pekan lalu delapan orang tewas dalam tragedi yang terus menghantui turnamen kontinental edisi Kamerun ini.
Salah tidak merahasiakan keinginannya yang membara untuk mempersembahkan trofi utama kepada Mesir, sementara Mane lagi sumringah kegirangan telah mengantarkan timnya ke partai final yang sudah pasti tak ingin berakhir cuma dengan menyandang finalis.
Baca juga: Tatkala dua bomber Liverpool berhadapan dalam final Piala Afrika
Senegal yang merupakan tim peringkat teratas Afrika sehingga menjadi salah satu favorit kuat juara turnamen ini awalnya tampil tak meyakinkan sebelum mencapai final untuk ketiga kalinya ini.
Mereka hanya mencetak satu gol selama babak pembukaan tetapi masih menempati posisi teratas grup. Mereka juga sangat efisien dalam mengatasi lawan selama fase knockout.
"Kami sangat dirugikan oleh banyak kasus COVID dan juga cedera sejumlah pemain. Kami punya waktu yang sangat sulit tetapi karena pengalaman kami, maka kami tetap tenang sampai kami bisa mengumpulkan seluruh tim," kata Mane seperti dikutip Reuters.
Senegal mesti mengawali turnamen ini tanpa disertai kapten Kalidou Koulibaly dan kiper Edouard Mendy karena baru pulih dari paparan virus COVID-19.
Tetapi perjalanan mereka ke final jauh lebih mudah ketimbang Mesir yang kalah dalam pertandingan pertama fase grup melawan Nigeria sehingga dikritik keras oleh pendukungnya sendiri.
Tapi Mesir bangkit dengan mengalahkan Pantai Gading dalam adu penalti pada babak 16 besar, lalu Maroko 2-1 setelah perpanjangan waktu pada perempat final, dan akhirnya menumbangkan Kamerun dalam adu penalti lagi pada semifinal.
"Kami bermain di tengah situasi yang sangat sulit tetapi kami berhasil mengatasi semua kesulitan itu," kata Mahmoud Trezeguet. "Kami bermain 120 menit selama tiga pertandingan berturut-turut tetapi kami tetap fokus penuh menyelesaikan tugas kami."
Mesir menjadi runner-up 2017 ketika Salah dan Trezeguet sama-sama tampil. Mesir saat ini sudah mengumpulkan tujuh trofi Afrika sampai terakhir pada edisi 2010.
Mereka akan memainkan final tanpa pelatih Carlos Queiroz setelah diusir ke luar lapangan karena terus mengkritik wasit saat laga semifinal lalu. Untuk itu Mesir akan dipimpin asisten pelatih Roger de Sa.
Laga final ini terasa istimewa bagi kedua tim karena menang atau kalah akan memacu semangat kedua tim ketika mereka bertemu kembali dalam dua laga penentuan tempat putaran final Piala Dunia Qatar 2022.
Baca juga: Jurgen Klopp bangga dengan pencapaian Mane dan Salah di Piala Afrika
Selanjutnya: Senegal
Senegal
Setelah kalah 0-1 dari Aljazair pada final Piala Afrika 2019, Senegal mengarungi turnamen edisi tahun ini sebagai salah satu tim terbesar Afrika yang belum pernah mengangkat trofi benua ini kendati sudah beberapa kali mengenyam atmosfer final.
Singa Teranga melewati perjalanan yang mulus selama kualifikasi sebagai tim tak terkalahkan dari enam pertandingan, namun mengawali putaran final dengan mengecewakan saat menang 1-0 atas Zimbabwe ketika Mane membuka golnya dari titik penalti pada menit ke-97.
Kendati gagal memenangkan dua pertandingan terakhir grup karena ditahan seri Guinea dan Malawi, pasukan Aliou Cisse menempati posisi teratas Grup B sehingga maju ke 16 besar.
Di situlah Senegal menemukan sentuhan ajaibnya ketika memasukkan dua gol ke gawang Cape Verde berkat gol babak kedua yang dicetak Mane dan Ahmadou Bamba Dieng.
Baca juga: Kembali ke final Piala Afrika, Mane yakin Senegal punya bekal berharga
Pasukan Cisse melanjutkan perjalanan sensasionalnya dalam perempat final dengan menang 3-1 atas Guinea Ekuatorial lima hari kemudian untuk bertemu Burkina Faso pada semifinal.
Dengan kepercayaan diri tinggi, Abdou Diallo dan Dieng mencetak gol dalam enam menit yang sempat dibalas Ibrahim Blati Toure tapi Mane kemudian memastikan Senegal ke final turnamen ini.
Senegal saat ini dalam performa luar biasa tinggi karena tidak terkalahkan dalam 12 pertandingan berturut-turut sejak kalah dari Afrika Selatan, Juli tahun lalu.
Hasil bagus ini berkat perpaduan antara kecemerlangan menyerang dan kekokohan pertahanan yang menciptakan catatan 24 gol dan hanya kebobolan enam kali.
Senegal kini berusaha mengakhiri kekalahan beruntun dalam final setelah tersingkir pada 2002 via adu penalti melawan Kamerun dan kalah 0-1 dari Aljazair di Mesir tiga tahun lalu.
Baca juga: Mane desak Senegal kerahkan semua upaya untuk juarai Piala Afrika
Selanjutnya: Mesir
Mesir
Mesir adalah tim yang paling sering menjuarai Piala Afrika dengan berhasil merebut tujuh trofi sampai 2010 ketika mereka mengalahkan Ghana 1-0.
Tim Firaun juga tidak terkalahkan selama kualifikasi sampai mulus ke putaran final di Kamerun. Namun, pasukan Carlos Queiroz terseok-seok saat awal turnamen ketika kalah tipis 0-1 dari raksasa Afrika Barat Nigeria berkat gol Kelechi Iheanacho.
Empat hari kemudian Mesir menang 1-0 dengan susah payah atas Guinea-Bissau yang bertarung gigih sebelum menyelesaikan babak penyisihan grup dengan kemenangan 1-0 atas Sudan.
Masuk 16 besar sebagai runner-up di Grup D, tim Afrika Utara ini mengalahkan salah satu favorit juara Pantai Gading melalui adu penalti setelah tanpa gol selama 120 menit.
Mesir kemudian tampil menakjubkan dalam semifinal saat berhadapan Maroko ketika Salah mencetak gol pada menit ke-53 untuk menyamakan kedudukan dari gol penalti Sofiane Boufal. Pada babak perpanjangan waktu, Trezeguet memastikan langkah Mesir ke semifinal.
Baca juga: Mohamed Salah bawa Mesir ke semifinal Piala Afrika 2021
Tim Firaun kemudian menumbangkan tuan rumah Kamerun dalam semifinal lewat adu penalti untuk mengamankan tempat final setelah 120 menit bertanding tanpa gol.
Sekalipun kesulitan menciptakan gol, Mesir mencapai final berbekal pertahanan solid yang sejauh ini sudah membuat empat clean sheet dan hanya kebobolan dua kali.
Mesir berusaha mengukuhkan diri juara Afrika namun lawan yang dihadapinya sulit mereka taklukkan. Mesir kalah dalam dua pertemuan terakhir dengan Senegal, dan tiga kali kalah dalam lima pertemuan terakhir sejak 2002.
Baca juga: Mesir susul Senegal ke final Piala Afrika 2021
Selanjutnya: starting eleven
Starting eleven
Cisse jarang engubah formasi skaudnya selama turnamen ini berlangsung. Oleh karena itu dalam final nanti pelatih berusia 45 tahun itu juga tak akan banyak merombak timnya.
Di lini serang, Mane tetap memimpin timnya, tapi bisa saja Senegal memiliki opsi serang hebat lainnya dari diri Famara Diedhiou dan Boulaye Dia.
Ismaila Sarr yang mencetak satu gol dan satu assist hanya dari 57 menit bermain dalam turnamen ini belum pernah menjadi starter, tetapi bisa menjadi pilihan lain dalam tim serang Singa Teranga.
Di tengah lapangan, trio Ferland Mendy, Idrissa Gueye dan Kayoute kembali akan menjadi jangkar yang sangat solid dan sekaligus memenangkan pertaruang di lini tengah dalam final nanti.
Lini pertahanan juga begitu. Sulit mengubah formasi yang sejauh ini telah tampil luar biasa hebat dengan empat clean sheet dan hanya kebobolan dua kali dari enam laga.
Oleh karena itu, Cisse akan kembali memasang kuartet Bouna Sarr, Kalidou Koulibaly, Diallo dan Saliou Ciss, guna melindungi penjaga gawang Edouard Mendy.
Sebalikanya Mesir masih tetap tak bisa diperkuat gelandang Al Ahly Akram Tawfik karena cedera parah saat pertandingan fase grup melawan Nigeria pada 11 Januari.
Mantan pemain West Bromwich Albion Ahmed Hegazi juga diragukan tampil membela Tim Firaun setelah absen melawan Kamerun karena cedera yang didapatkan selagi melawan Maroko dalam partai sebelumnya.
Bek Zamalek Mahmoud Hamdi yang menggantikan posisi Hegazi dalam starting elevehn melawan Maroko sudah membuktikan kualitas hebatnya dan oleh karena itu pemain berusia 26 tahun ini untuk keempat kalinya bisa tampil sebagai starter.
Seperti rekan sejawatnya di Liverpool Sadio Mane, Mohamed Salah akan memimpin tim serang Mesir. Sejauh ini dia sudah mencetak tiga gol dan satu assist. Sudah pasti pemain berusia 29 tahun itu akan menjadi faktor paling membahayakan untuk Senegal.
Mesir juga akan tetap memasang Mohamed Sobhy yang selama ini efektif menggantikan kiper utama Mohamed Abou Gabaski yang cedera.
Senegal (4-3-3): Edouard Mendy; Bouna Sarr, Kalidou Koulibaly, Abdou Diallo, Saliou Ciss; Cheikhou Kouyate, Nampalys Mendy, Idrissa Gueye; Sadio Mane, Bamba Dieng, Boulaye Dia
Mesir (4-3-3): Mohamed Sobhy; Omar Kamal Abdelwahed, Trezeguet, Mahmoud Hamdi, Ahmed Fatouh; Mohamed Hamdy Ashraf, Amir El-Sulya, Mohamed Elneny; Mostafa Mohamed, Omar Marmoush, Mohamed Salah
Baca juga: Kapten Kamerun mengaku tak terkesan dengan Mohamed Salah
Baca juga: Tunisia pecat pelatih setelah gagal dalam Piala Afrika
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022