Psikolog Yohana Domikus mengatakan dukungan psikososial sangat membantu redakan gejala psikologis yang dialami oleh pasien atau penyintas kanker di tengah pandemi COVID-19.Di masa pandemi ini masalahnya mencuat, penyintas kanker mengalami dampak kejiwaan
Psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini mengatakan di Amerika Serikat sekitar 60 persen pasien dan penyintas kanker mengalami dampak kejiwaan akibat pandemi COVID-19.
"Di masa pandemi ini masalahnya mencuat, penyintas kanker mengalami dampak kejiwaan. Oleh karenanya dukungan psikososial itu sangat membantu meredakan gejala psikologis yang dialami pasien atau penyintas," ujar Yohana dalam webinar pada Sabtu.
Baca juga: Saran dokter untuk pasien kanker paru di tengah pandemi
Masalah psikososial ini meliputi rasa cemas, takut, malu, rendah diri, khawatir masalah finansial, keterbatasan terkait perawatan, keterbatasan dukungan keluarga, pengelolaan waktu dan tenaga untuk pekerjaan dan lainnya.
"Para pendamping harus peka dengan perasaan dan kebutuhan penyintas, menjadi pendengar yang baik dan tidak menghakimi serta mengajak penyintas untuk tetap bersosialisasi," katanya.
Dukungan yang bisa diberikan kepada pasien dan penyintas pun bisa bermacam-macam, mulai dari menyediakan informasi yang dibutuhkan pasien dan memvalidasi perasaan yang sedang dihadapi oleh pasien.
Memvalidasi perasaan pasien atau penyintas sangatlah penting, apalagi jika diberikan dengan kata-kata yang positif dan tidak menghakimi.
Baca juga: Dukung pasien kanker dengan beri semangat positif dan edukasi diri
"Kadang-kadang kita pengin buru-buru kasih nasihat, padahal kalau nasihat itu seringnya malah mental. Jadi berikan kata-kata positif yang tidak menghakimi karena kalau menghakimi kita malah memperparah perasaan dia," kata Yohana.
Lebih lanjut Yohana menjelaskan, pasien dan penyintas juga membutuhkan dukungan dalam mencari akses jejaring untuk perawatan kanker.
Selain itu, bersedia meluangkan waktu menjadi teman yang selalu sedia mendengar cerita dan keluh kesah akan membantu meredakan gejala psikologis pasien kanker.
"Dukungan emosi seperti memberikan sentuhan fisik, pelukan hangat. Dukungan nyata, hadir, menemani, membantu menyelesaikan urusan sehari-hari atau bila memungkinkan mendukung urusan finansial," kata Yohana.
Baca juga: YKPI: Penanganan pasien kanker terlambat akibat ketakutan dan jarak RS
Baca juga: Terapi seluler bisa jadi pilihan pengobatan pasien leukemia
Baca juga: Vaksin COVID-19 bisa kurang efektif pada pasien kanker
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022