• Beranda
  • Berita
  • Wali Kota Surabaya: Isolasi terpusat efektif cegah klaster keluarga

Wali Kota Surabaya: Isolasi terpusat efektif cegah klaster keluarga

13 Februari 2022 19:37 WIB
Wali Kota Surabaya: Isolasi terpusat efektif cegah klaster keluarga
Sejumlah petugas kesehatan menata tempat tidur di tempat isolasi terpusat (isoter) Asrama Haji Kota Surabaya. ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya.

warga yang terpapar COVID-19 khususnya yang bergejala ringan agar berkenan dievakuasi di tempat isoter

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menilai tempat isolasi terpusat (isoter) yang disediakan pemerintah setempat yakni di Asrama Haji Surabaya cukup efektif mencegah adanya klaster keluarga penyebaran COVID-19 di Kota Pahlawan, Jatim.

"Kami menggunakan cara persuasif untuk memberikan edukasi kepada warga yang terpapar COVID-19 khususnya yang bergejala ringan agar berkenan dievakuasi di tempat isoter," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengaku pada beberapa kasus khusus, terdapat warga yang tidak berkenan dievakuasi ke isoter yang telah disediakan Pemkot Surabaya.

Baca juga: Warga Sampit penderita COVID-19 meninggal di Surabaya

"Karena ada yang tinggal sendiri di rumah dan rumah itu sudah memenuhi kriteria sebagai tempat isoter," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, sesuai dengan arahan dari Wali Kota Eri Cahyadi terkait pendekatan persuasif kepada warga yang terpapar COVID-19, pihaknya bersama jajarannya langsung memberikan edukasi dan pengarahan kepada warga yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Masyarakat yang terkonfirmasi positif dengan kondisi asimtomatik dan ringan, bisa melakukan isolasi ke isoter. Agar kami bisa memberikan pemantauan intensif kepada pasien, selama dalam perawatan sampai dengan sembuh," katanya.

Baca juga: Surabaya sediakan layanan puskesmas 24 jam untuk atasi COVID-19

Ia menjelaskan, berdasarkan data terbaru pasien COVID-19 yang dirawat di Asrama Haji sampai dengan Minggu (13/2) pukul 07.00 WIB, terdapat 344 pasien. Sedangkan tingkat kesembuhan harian, dari total pasien yang dirawat sebesar 40-50 persen.

"Untuk meningkatkan imunitas, kami mengadakan kegiatan senam bersama, olah nafas, konsultasi psikologis dan pemberian dukungan pengobatan dan vitamin sesuai keluhan, serta makanan atau asupan bergizi yang dibutuhkan. Juga di dalam kamar difasilitasi TV, wifi," katanya.

Baca juga: Wali Kota minta camat-lurah antisipasi lonjakan COVID-19 di Surabaya

Tak hanya itu, kata dia, untuk tenaga medis yang berjaga di Asrama Haji, juga ditambah konsulen dari seluruh spesialistik dengan tiga sif kerja setiap harinya.

"Jumlah dokter yang disiapkan di Asrama Haji adalah sebanyak tujuh dokter (dokter umum dan spesialis). Sebagai tindak lanjut, tes usap di Asrama Haji juga dilakukan setiap hari," ujarnya.

Berdasarkan data laman web lawancovid-19.surabaya.go.id kasus positif per Sabtu (12/2), total kasus pasien aktif sebanyak 3.077 jiwa dengan penambahan kasus aktif sebanyak 1.687 jiwa. Serta total kasus sembuh sebanyak 1.177 jiwa.

Baca juga: Semua taman di Surabaya ditutup cegah penyebaran COVID-19

Baca juga: Pemkot Surabaya terapkan kembali PTM 50 persen

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022