• Beranda
  • Berita
  • "Daur", koleksi sisa potongan bahan tenun dengan gaya artistik

"Daur", koleksi sisa potongan bahan tenun dengan gaya artistik

16 Februari 2022 08:03 WIB
"Daur", koleksi sisa potongan bahan tenun dengan gaya artistik
Koleksi DAUR dari perancang Wignyo Rahadi di perhelatan Jakarta Fashion Trend 2022 (ANTARA/HO)
Perancang Wignyo Rahadi meluncurkan koleksi bertema "Daur" yang dibuat dengan memanfaatkan sisa-sisa potongan bahan tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang selama ini tak terpakai dan berakhir hanya sebagai limbah tekstil.

Baca juga: Rekomendasi jenama fesyen ramah lingkungan untuk sambut tahun 2022

Koleksi berkonsep fesyen berkelanjutan tersebut didukung oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta dan ditampilkan dalam perhelatan Jakarta Fashion Trend 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta Chapter di Soehana Hall, The Energy Building, Jakarta, pekan lalu.

“Koleksi DAUR ini bukan pertama kalinya kami mengaplikasikan konsep sustainable fashion dengan mengolah limbah kain tenun ATBM. Koleksi patchwork telah kami buat sejak tahun 2012," kata Wignyo Rahadi, dikutip dari siaran resmi, Rabu.

"Saat itu, kepedulian dan kesadaran pelaku industri fesyen Indonesia terhadap isu  sustainable fashion belum seramai sekarang. Komitmen kami untuk menerapkan sustainable fashion bukan hanya untuk keberlanjutan industri dan bisnis fesyen, namun juga keberadaan bumi di masa mendatang."

Sesuai tema FashionArt yang diangkat oleh Jakarta Fashion Trend 2022, Wignyo mengeksplorasi desain dengan teknik aplikasi perca untuk merangkai potongan-potongan bahan tenun ATBM sehingga menghasilkan gaya pakaian yang artistik.

Dengan menggunakan bermacam motif tenun ATBM yang terinspirasi dari ragam hias kain-kain Nusantara, menciptakan setiap desain perca berbeda dengan yang lainnya. Kemudian dirancang menjadi outer bergaya urban.

Konsep sustainable fashion tak hanya diterapkan oleh Founder dan CEO Tenun Gaya ini dengan mengolah limbah tekstil agar kembali memiliki daya pakai yang tinggi. Upaya memberdayakan para perempuan yang tinggal di sekitar workshop Tenun Gaya di Sukabumi, Jawa Barat, pun telah menjadi kepedulian Wignyo.

Dengan memberikan ketrampilan proses tenun, mereka menjadi produktif sehingga punya penghasilan untuk menambah perekonomian keluarganya.

Dengan mengolah kembali limbah fesyen yang dihasilkan, Wignyo dapat melakukan efisiensi bahan baku sehingga dapat menekan biaya produksi. Wignyo membuktikan beradaptasi menerapkan konsep sustainable fashion ini dapat membantu usaha sektor fesyen dapat bertahan di tengah pandemi.

Industri fesyen merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia. Fesyen berkelanjutan pun telah menjadi kepedulian industri fesyen global. Demikian pula kesadaran para pelaku fesyen di tanah air untuk menerapkan prinsip berkelanjutan terus bertumbuh. Kampanye fesyen berkelanjutan semakin digiatkan oleh berbagai pihak untuk menuju industri fesyen yang berkelanjutan.



Baca juga: Empat tren sustainable fashion sepanjang 2021

Baca juga: Kecintaan Kursein Karzai akan lingkungan di koleksi "Sauve Ma Nature"

Baca juga: Prada lihat peluang di sektor pakaian bekas

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022