Hal tersebut diungkapkan Didiek saat mengunjungi Depo LRT Jabodebek di Bekasi Timur bersama jajaran Direksi KAI, Adhi Karya, INKA, LEN, serta perwakilan Kemenhub, pada Jumat.
“Hari ini saya dan rombongan mengunjungi Depo LRT Jabodebek untuk melihat perkembangan pembangunan Depo LRT beserta fasilitas pendukungnya. Kami akan memastikan kesiapan Depo untuk menunjang operasional LRT Jabodebek,” kata Didiek dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Didiek mengatakan dengan luas area sekitar 100.000 m2 Depo LRT Jabodebek terdiri dari beberapa area seperti stabling, light maintenance, heavy maintenance, Operation Control Center (OCC) Building, dan area lainnya.
Light maintenance memiliki 10 jalur yang digunakan untuk pemeriksaan dan perawatan ringan LRT Jabodebek seperti perawatan harian dan perawatan bulanan setiap 1, 3, 6, dan 12 bulanan.
Sedangkan heavy maintenance memiliki 8 jalur yang digunakan untuk perawatan besar LRT Jabodebek dengan siklus perawatan tahunan.
Pada kesempatan ini Didiek beserta rombongan meninjau progres pembangunan stabling LRT yang berfungsi sebagai tempat parkir LRT Jabodebek yang sudah dioperasikan setiap harinya. Selanjutnya memeriksa kesiapan ruang OCC yang berfungsi untuk pengaturan trafik LRT Jabodebek.
Baca juga: LRT Jabodebek direncanakan beroperasi tiap hari hingga pukul 23.00 WIB
Ia menyampaikan LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem Communication Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation Lv 3 (GoA 3).
LRT Jabodebek akan beroperasi secara otomatis dan dengan pemantauan perjalanan dari Ruang OCC oleh petugas.
Secara umum progres pembangunan LRT Jabodebek sampai dengan Februari 2022 telah mencapai 80,27 persen dengan pembangunan Depo LRT Jabodebek mencapai 77 persen.
"Hari ini ada satu milestone penting yang berhasil dicapai oleh proyek LRT Jabodebek yaitu aktivasi OCC. Seperti yang sudah kami informasikan sebelumnya, OCC adalah bagian penting dari operasi CBTC GoA3. Seluruh pemantauan dan pengaturan operasi LRT Jabodebek dilakukan dari OCC," ujarnya.
Aktivasi OCC ini, kata dia, untuk sementara bisa melakukan pengaturan dan pemantauan fasilitas operasi di jalur LRT Jabodebek, namun belum ke pergerakan kereta.
Ia berharap rangkaian uji integrasi antara persinyalan dan sarana bisa diselesaikan di pertengahan Maret. Jika ini terlaksana, operasi otomatis kereta LRT Jabodebek akan semakin dekat untuk bisa terwujud.
“Masih ada milestone lanjutan yang harus kami kejar. KAI bersama para stakeholder terus bekerja keras agar seluruh persiapan operasional selesai pada target yang telah ditentukan dengan tetap mengutamakan keselamatan. Kami juga akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak-pihak sehingga LRT Jabodebek dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Didiek.
Baca juga: LRT Jabodebek akan dioperasikan secara otomatis tanpa masinis
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022