"Kita harus bekerja meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Bahrain, salah satunya terkait upaya mendorong pengusaha Bahrain berinvestasi ke Indonesia," kata Moeldoko melalui keterangan tertulis dikutip Rabu di Jakarta.
Pada Selasa (15/3), Moeldoko telah menerima kunjungan Duta Besar yang baru dari Bahrain untuk Indonesia, Ahmed Abdulla Ahmed AlHarmasi AlHajeri
Moeldoko menyampaikan, Indonesia melihat Bahrain sebagai pintu gerbang untuk memasuki negara-negara Gulf Cooperation Council. Karena itu, Bahrain menjadi mitra penting dan strategis bagi Indonesia.
Baca juga: KSP: Perbaikan tata kelola pemerintahan dan hukum membuahkan hasil
Menurutnya, volume perdagangan antara Indonesia dan Bahrain memang masih relatif kecil yakni sekitar 225 juta dolar AS pada 2019. Bahkan pada 2020, volume perdagangan menurun menjadi 170 juta dolar AS pada 2020, dengan posisi defisit pada Indonesia.
Sementara itu, menurut keterangan KSP, Dubes Ahmed mengapresiasi kehadiran Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang memberikan kepastian bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Menurut Ahmed, UU Ciptaker dapat membangun kepercayaan para pelaku usaha dari Bahrain untuk berinvestasi di Indonesia.
Selain itu, kata Ahmed, Kerajaan Bahrain juga tertarik pada potensi pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
“Dengan adanya ibu kota baru di Kalimantan, Bahrain sangat tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apa yang menjadi potensi disana sehingga kami bisa menanam investasi yang tepat," kata Dubes Ahmed.
Baca juga: KSP inisiasi pembentukan Gugus Tugas RUU PPRT
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022