• Beranda
  • Berita
  • Pakar: Hari Air Sedunia ingatkan pentingnya tata kelola

Pakar: Hari Air Sedunia ingatkan pentingnya tata kelola

22 Maret 2022 16:56 WIB
Pakar: Hari Air Sedunia ingatkan pentingnya tata kelola
Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Yanto, Ph. D. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

berkurangnya pengisian kembali air tanah secara alami

Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Yanto, Ph. D mengatakan peringatan Hari Air Sedunia 2022 menjadi pengingat mengenai pentingnya pengaturan dan pengelolaan air secara tepat.

"Hari Air Sedunia 2022 mengingatkan kembali mengenai pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan air tanah secara baik," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.

Dosen Fakultas Teknik dan Jurusan Teknik Sipil Unsoed tersebut menjelaskan bahwa tema Hari Air Sedunia 2022 adalah "Air Tanah: Membuat yang Tak Terlihat menjadi Terlihat".

"Tema ini berangkat dari kenyataan bahwa meski air tanah tak terlihat, namun dapat menimbulkan dampak buruk jika pemanfaatannya kurang terkendali dan pengelolaannya kurang baik," katanya.

Baca juga: Bappenas: Rendahnya tata kelola jadi kendala akses air minum
Baca juga: Kementerian PUPR ingin kecukupan air tanah terus dijaga

Dia mencontohkan, penurunan air tanah yang diikuti amblesnya muka tanah bisa berdampak pada peningkatan luasan daerah rawan banjir di pesisir.

"Ini adalah salah satu contoh dari dampak yang bisa ditimbulkan jika eksploitasi air tanah dilakukan secara berlebihan. Dan ini sudah terjadi di kota-kota besar yang berada di pesisir pantai," katanya.

Yanto menambahkan, selain eksploitasi air tanah dalam jumlah besar secara terus menerus, turunnya muka air tanah beserta dampak lanjutannya juga bisa disebabkan berkurangnya pengisian kembali air tanah secara alami.

"Berkurangnya pengisian kembali air tanah secara alami bisa terjadi akibat beralihnya fungsi lahan menjadi area permukiman, perkantoran, jalan dan fungsi-fungsi bangunan yang lain. Kondisi demikian dikhawatirkan dapat berdampak lebih buruk jika alih fungsi lahan tersebut tidak diikuti dengan pengisian kembali air tanah secara artifisial," katanya.

Baca juga: Itera buka Prodi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu pertama di Indonesia
Baca juga: DKI segera kaji rekomendasi KPK soal perpanjangan tata kelola air

Dengan demikian, kata dia, untuk mengembalikan muka air tanah pada kondisi yang baik, maka ada banyak cara yang dapat dilakukan.

"Sebagai contoh dengan mengatur pemanfaatan air tanah dalam batas yang lebih kecil dari laju pengisiannya serta membangun infrastruktur pengisian air tanah buatan seperti situ, embung, waduk, sumur resapan dan biopori," katanya.

Selain itu, kata dia, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak daerah terbuka hijau melalui program reboisasi kota.

"Dengan demikian diharapkan akan makin mendukung upaya untuk mengembalikan muka air tanah pada kondisi yang baik," katanya.

Sementara itu, Yanto juga mengingatkan bahwa tema Hari Air Sedunia 2022 mengandung pesan bahwa meskipun air tanah tak terlihat oleh mata namun seharusnya terlihat oleh pikiran.

Baca juga: Anies : Tim tata kelola air dapat nasehat hukum dari KPK

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022